Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Inilah Tantangan Ketenagakerjaan di Indonesia

Pemerintah mengklaim selalu mengusahakan solusi terbaik dalam mengatasi permasalahan ketenagakerjaan domestik. Namun, pemerintah juga berharap masyarakat dapat selalu mengkuti dinamika perkembangan zaman.
Seorang Tenaga Kerja Indonesia (kanan) sedang mengurus pembuatan Kartu Pekerja Indonesia-Malaysia (KPIM) di gerai KPIM dalam kegiatan Pesta Rakyat BRI di Taman Tasik Titiwangsa Kuala Lumpur, Minggu (24/9/2017). Bisnis-Sri Mas Sari
Seorang Tenaga Kerja Indonesia (kanan) sedang mengurus pembuatan Kartu Pekerja Indonesia-Malaysia (KPIM) di gerai KPIM dalam kegiatan Pesta Rakyat BRI di Taman Tasik Titiwangsa Kuala Lumpur, Minggu (24/9/2017). Bisnis-Sri Mas Sari

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah mengklaim selalu mengusahakan solusi terbaik dalam mengatasi permasalahan ketenagakerjaan domestik. Namun, pemerintah juga berharap masyarakat dapat selalu mengkuti dinamika perkembangan zaman.

Menteri Tenaga Kerja Hanif Dhakiri mengatakan pihaknya selalu berusaha membuat kebijakan yang baik, dan menjalin komunikasi dengan seluruh pihak.

"Saya setiap bulan itu selalu ada asosiasi buruh datang, gunanya untuk nampung aspirasi, dan mereka juga boleh marah," katanya dalam acara Diskusi Publik Forum Kebijakan Ketenagakerjaan CSIS, di Jakarta, Rabu (11/4/2018).

Secara garis besar, ada beberapa tantangan yang dihadapi sektor ketenagakerjaan Indonesia, yakni perkembangan teknologi, dan ketakuatan akan PHK. Seluruh tantangan itu saling terkait.

Hanif menjelaskan dengan kemajuan teknologi yang sangat pesat, industri dituntut untuk selalu mengedepankan efisiensi. Menurutnya, hal tersebut terbilang sangat wajar dan pelaku industri cenderung akan menganti tenaga kerja yang kurang memiliki kompetensi dengan mesin.

"Itu adalah logikanya para pelaku industri dan itu wajar," katanya.

Di sisi lain, menurut Hanif, industri juga masih memiliki kebutuhan tenaga kerja, hanya saja dengan kompetensi yang lebih baik. Artinya, perkembangan teknologi tidak menyebabkan penguranagn penyerapan tenaga kerja.

Perkembangan tekologi hanya menuntut tenaga kerja agar bisa memiliki kompetensi yang lebih baik. Oleh karena itu, pihaknya selalu mengedepankan pendidikan vokasi, yang bertujuan untuk meningkatkan kompetensi dari tenaga kerja.

Lulus SMP

Adapun, katanya, dari sekitar 128 juta tenaga kerja Indonesia 60% hanya lulusan dari SMP. Selanjutnya, kata Hanif, kompetensi tenaga kerja yang rendah tersebut juga menyebabkan banyak orang sangat takut dengan PHK.

"Wajar kan, skill yang terbatas, takut tidak dapat mencari pekerjaan baru," katanya.

Pihaknya juga menginkan penyerapan tenaga kerja yang banyak. Hanya saja, dengan perkembangan teknologi yang pesat juga tidak menutup kemungkinan kan terjadi PHK besar-besaran.

Apalagi, berdasarkan survei ILO, ada 56% pekerjaan yang akan hilang akibat perkembangan teknologi dan otomasi. Hanif mencontohkan, PT Pos yang saat ini sudah mengurangi pekerja pengirim surat, karena perkembangan teknologi yang tidak mengharuskan orang berkomunikasi jarak jauh menggunakan surat dalam bentuk kertas lagi.

"Sekarang orang sudah pakai SMS, internet, atau media sosial, ini adalah fakta,” katanya.

Hanif menjelaskan ketakutan akan PHK juga membuat pekerja Indonesia lebih memilih untuk masuk asosiasi untuk dapat mempertahankan pekerjaannya.

"Itu hal yang wajar, karena pekerja level bawah hanya mempunyai pilihan tersebut," ujarnya.

Oleh karena itu, pihaknya sedang mempersiapkan skill developement fund dan unemployment fun. Skill developement fund, adalah skema pendanaan bagi pekerja yang baru kehilangan kerja agar dapat mengikuti pendidikan peningkatan kompetensi kerja.

Unemployment fund, adalah skema pendanaan bagi pekerja yang kehilangan kerja agar mereka masih dapat menyambung hidup hingga mendapatkan pekerjaan baru.

Adapun, mengenai siapa penanggung biaya untuk program tersebut masih menjadi pembahasan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : M. Richard
Editor : Nancy Junita

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper