Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pertemuan Tahunan IMF-World Bank 2018 : Perang Dagang Jadi Topik Utama

Bahaya terbesar dari perselisihan perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dan China adalah ancaman terhadap keyakinan investasi global.
Direktur Pelaksana IMF Christine Lagarde/Reuters
Direktur Pelaksana IMF Christine Lagarde/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Bahaya terbesar dari perselisihan perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dan China adalah ancaman terhadap keyakinan investasi global.

Direktur Pelaksana Dana Moneter International (IMF) Christine Lagarde mengungkapkan, ancaman tarif dari dua negara ekonomi terbesar di dunia itu tidak akan terlalu berdampak terhadap perekonomian global.

“Dampak nyata [dari ancaman tarif] untuk pertumbuhan tidak terlalu substansial, ketika kita menghitung ke dalam PDB,” ujar Lagarde, seperti dikutip Reuters, Jumat (20/4/2018).

Namun, ancaman tarif dapat menciptakan ketidakpastian yang mengganggu selera investor dalam memberikan investasi. Padahal, dalam laporan World Economic Outlook (WEO) April 2018, investasi tercatat sebagai salah satu faktor pendorong dalam peningkatan pertumbuhan ekonomi global

Lagarde melanjutkan, ketika investor tidak mengetahui atas dasar kondisi apa mereka berdagang dan tidak mengetahui cara mengelola rantai penawarannya, maka investor akan enggan memberikan investasi.

Laporan Terbaru

Di dalam laporan terbaru IMF tersebut juga melampirkan riset pada 2016 yang menunjukkan bahwa tarif maupun hambatan lainnya dalam perdagangan global dapat meningkatkan harga impor sebesar 10% di setiap negara.

Hal ini dapat mengurangi output global menjadi sekitar 1,75% setelah 5 tahun dan bahkan mendekati 2% dalam jangka panjang.

Adapun, Menteri Luar Negeri China Wang Yi di Beijing memperingatkan ancaman tarif dan segala perhitungan milik Pemerintahan AS untuk mengurangi defisit perdaangan dengan China merupakan langkah yang tidak tepat.

Bahkan, Wang Yi menilai ancaman tarif dari Negeri Paman Sam itu hanya berdampak kecil bagi industri Negeri Panda.

Terbaru dalam aksi lempar tarif ini, Washington pekan ini mengumumkan moratorium yang melarang perusahaan AS menjual komponen untuk pembuat produk telekomunikasi asal China, ZTE Corp selama tujuh tahun.
Beijing pun membalas keesokan harinya dengan mengumumkan tarif bea masuk anti-dumping (BMAD) untuk produk sorgum dan karet sintetis asal AS, Uni Eropa, dan Singapura.

Tarif Tambahan

Kemudian, kantor Perwakilan Perdagangan AS (USTR) juga berencana secepatnya akan mengeluarkan daftar kedua untuk produk impor asal China yang akan dikenakan tarif tambahan sebesar US$100 juta.

Lagarde juga menyampaikan bahwa pembicaraan mengenai tensi perdagangan ini akan menjadi topik utama dalam diskusi antara Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral dalam pertemuan IMF-Bank Dunia di Bali pada Oktober 2018.

“Kekhawatiran saya adalah akan muncul negosiasi bilateral di antara pihak-pihak yang terlibat. Investasi dan perdagangan telah menjadi dua kunci utama yang membuat perekonomian global membaik, jangan sampai kita merusaknya,” ujar Lagarde.

Adapun jika tarif ini benar-benar berlaku, dampaknya akan dirasakan oleh semua pihak. Pasalnya, tambah Lagarde, semua rantai penawaran global saling terhubung.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dwi Nicken Tari
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper