Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tingkatkan Penyaluran Pinjaman, Bank Dunia Tambah Modal US$13 Miliar

Para pemegang saham Bank Dunia mendukung penambahan modal disetor sebesar US$13 miliar, sekitar Rp180 triliun.
Presiden Bank Dunia Jim Yong Kim saat memberikan penjelasan dalam sebuah sesi Spring Meetings IMF-World Bank di Washington, AS pada Kamis (19/4)./Bisnis - David Eka Issetiabudi
Presiden Bank Dunia Jim Yong Kim saat memberikan penjelasan dalam sebuah sesi Spring Meetings IMF-World Bank di Washington, AS pada Kamis (19/4)./Bisnis - David Eka Issetiabudi

Bisnis.com, JAKARTA -- Para pemegang saham Bank Dunia mendukung penambahan modal disetor sebesar US$13 miliar, sekitar Rp180 triliun.

Reuters melansir, Minggu (22/4/2018), rencana tersebut akan memungkinkan Bank Dunia untuk memberikan lebih banyak pinjaman menjadi hampir US$80 miliar pada tahun fiskal 2019, dari sekitar US$59 miliar pada 2017.

Secara rata-rata, pinjaman yang diberikan akan menjadi US$100 miliar per tahun hingga 2030. Bank Dunia terakhir kali menambah modalnya pada 2010.

"Kami meningkatkan kapasitas World Bank Group lebih dari dua kali lipat," ungkap Presiden Bank Dunia Jim Yong Kim kepada wartawan dalam Spring Meetings IMF-World Bank di Washington, AS.

Dari penambahan modal disetor tersebut, sebesar US$7,5 miliar disalurkan ke International Bank for Reconstruction and Development (IBRD). Institusi ini juga akan mendapatkan tambahan US$52,6 miliar dalam bentuk callable capital.

Sementara itu, International Finance Corp bakal memperoleh modal disetor senilai US$5,5 miliar.

Di sisi lain, Bank Dunia setuju untuk mengubah aturan pinjaman IBRD dengan menaikkan bunga bagi negara-negara berkembang yang berpendapatan lebih tinggi. Hal ini dilakukan untuk mencegah negara-negara tersebut meminjam dana terlalu banyak.

Sebelumnya, bunga yang dikenakan sama untuk semua negara peminjam.

Pejabat Departemen Keuangan AS telah mengeluhkan besarnya pinjaman dari Bank Dunia ke China dan negara-negara emerging market lainnya. Menteri Keuangan AS Steve Mnuchin menyatakan dia mendukung kenaikan modal ini karena pentingnya reformasi yang termasuk di dalamnya.

Adapun Kim mengungkapkan tidak ada klausul khusus yang menyasar penurunan pinjaman dari China dalam kesepakatan penambahan modal itu. Namun, dia menyebutkan bahwa pinjaman dari Negeri Panda memang sudah diproyeksi menurun secara bertahap.

Penambahan modal akan berlaku efektif pada tahun fiskal baru yang dimulai pada 1 Juli 2018. Negara-negara anggota memiliki waktu hingga 8 tahun untuk membayar kenaikan ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Annisa Margrit
Editor : Annisa Margrit
Sumber : Reuters

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper