Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

DEPRESIASI RUPIAH: Pemerintah Pastikan Fundamental Ekonomi RI Cukup Kuat

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah memastikan fundamental ekonomi Indonesia masih cukup kuat untuk menahan gejolak nilai tukar rupiah yang belakangan ini mengalami kontraksi.
Menteri Keuangan Sri Mulyani memberikan kuliah umum bertema Digital Disruption : Peluang dan Tantangan Membangun Pondasi Ekonomi Indonesia 2045, di Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Jawa Tengah, Senin (9/4)./ANTARA-R. Rekotomo
Menteri Keuangan Sri Mulyani memberikan kuliah umum bertema Digital Disruption : Peluang dan Tantangan Membangun Pondasi Ekonomi Indonesia 2045, di Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Jawa Tengah, Senin (9/4)./ANTARA-R. Rekotomo

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah memastikan fundamental ekonomi Indonesia masih cukup kuat untuk menahan gejolak nilai tukar rupiah yang belakangan ini mengalami kontraksi.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjelaskan dari sisi fiskal perubahan nilai tukar rupiah yang telah melebihi asumsi dalam Anggaran Perubahan dan Belanja Negara (APBN) 2018, pemeritah akan melihat sensitifitasnya terhadap pos-pos baik penerimaan maupun belanja.

"Sampai hari ini kami meyakini, bahwa dengan adanya sensitifitas terhadap nilai tukar, suku bunga dan harga minyak, defisit APBN 2018 masih tetap terjaga di angka 2,19% atau dibawahnya," kata Sri Mulyani di Jakarta, Kamis (26/4/2018).

Optimisme pemerintah ini didasarkan pada sejumlah aspek, dalam hal pelemahan rupiah misalnya, pemerintah akan terus memanfaatkan momentum supaya kinerja ekspor akan membaik. Nilai tukar rupiah yang terus melemah terhadap dolar Amerika Serikat ini justru menunjukan adanya perbaikan daya saing ekspor.

Sementara itu terkait kenaikan harga komoditas, momentum ini akan sangat berdampak pada penerimaan pajak maupun bukan pajak yang berasal dari minyak dan gas (migas).

"Saya hanya mengatakan bahwa perubahan dalam lingkup global maupun regional harus dimanfaatkan untuk kepentingan ekonomi Indonesia, dengan fondasi fiskal kita yang kuat," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Edi Suwiknyo
Editor : Achmad Aris
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper