Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Keanggotaan FATF Dapat Tingkatkan Kepercayaan Investor

Tidak hanya sebagai tindakan antisipatif dalam memerangi tindak pidana pencucian uang dan pendanaan terorisme, keanggotaan Financial Action Task Force on Money Laundering (FATF) juga dapat meningkatkan kepercayaan investor terhadap Indonesia.
Uang rupiah./Bloomberg-Brent Lewin
Uang rupiah./Bloomberg-Brent Lewin

Bisnis.com, JAKARTA -- Tidak hanya sebagai tindakan antisipatif dalam memerangi tindak pidana pencucian uang dan pendanaan terorisme, keanggotaan Financial Action Task Force on Money Laundering (FATF) juga dapat meningkatkan kepercayaan investor terhadap Indonesia.

FATF adalah suatu forum kerja sama antar negara yang bertujuan menetapkan standar global rezim anti pencucian uang dan pendanaan terorisme, serta hal-hal lain yang mengancam sistem keuangan internasional. Indonesia sebagai salah satu kekuatan ekonomi besar dunia, yang juga merupakan anggota G-20, sudah selayaknya berpartisipasi dalam proses pembuatan kebijakan strategis yang dapat menentukan sistem keuangan internasional.

"Efek lebih jauhnya, bisa meyakinkan investor kalau kita serius terhadap isu tindak pencucian uang," kata Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDE) M. Reza Hafiz kepada Bisnis, Rabu (2/5/2018).

Dia memaparkan sejak 2015 hingga Februari 2018, terdapat 168 kasus perkara terkait korupsi dan penjualan narkoba. Perkara terkait korupsi tercatat sebanyak 26,8%, sedangkan narkoba sekitar 23,8%.

Selain itu, berdasarkan data Global Financial Integrity, sepanjang 2005-2014 estimasi total aliran dana ilegal yang masuk dan keluar di Indonesia mencapai US$2,7 triliun.

Melihat dari data-data tersebut, Reza menilai wajar jika masih banyak yang meragukan kondisi perekonomian Indonesia. Lebih lanjut, selain memerangi tindak pencucian uang dan pendanaan terorisme, dia berharap pemerintah juga memperbaiki kebijakan open data bagi publik.

"Sehingga kita secara tidak langsung bisa mengawasi juga hal-hal yang berkaitan dengan itu, khususnya korupsi," imbuh Reza.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : M. Richard
Editor : Annisa Margrit
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper