Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PMI Indonesia Naik, Produksi Manufaktur & Serapan Pekerja Meningkat?

PMI yang meningkat pada bulan keempat, tidak dapat langsung disimpulkan bahwa kapasitas produksi industri meningkat secara keseluruhan dan berkelanjutan. Artinya, tidak bisa disimpulkan juga bahwa penyerapan tenaga kerja dan daya beli meningkat.
Industri garmen/Bisnis
Industri garmen/Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA -- Pemerintah menganggap kenaikan purchasing managers’ index (PMI) Indonesia masih belum bisa dijadikan referensi bahwa manufaktur nasional meningkat.

Berdasarkan laporan Nikkei, purchasing managers’ index (PMI) Indonesia pada bulan keempat berada pada angka 51,6 atau naik dibandingkan dengan Maret yang bertengger pada posisi 50,7.

Adapun, laporan PMI dihasilkan dari survei terhadap setiap manajer pembelian seperti tenaga kerja, produksi, tingkat permintaan baru, pengiriman barang oleh supplier, dan jumlah persediaan.

Deputi I Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Iskandar Simorangkir mengatakan kenaikan PMI menjelang bulan puasa dan Lebaran adalah wajar, dikarenakan meningkatnya produksi pakaian dan makanan minuman. "Sehingga tidak heran PMI meningkat," katanya kepada Bisnis, Kamis malam (3/5/2018).

Namun, menurut Iskandar, indikator PMI yang meningkat pada bulan keempat itu, tidak dapat langsung disimpulkan bahwa kapasitas produksi industri meningkat secara keseluruhan dan berkelanjutan. "Artinya, tidak bisa disimpulkan juga bahwa penyerapan tenaga kerja dan daya beli meningkat," imbuhnya.

Senada dengan Iskandar, Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Mohammad Faisal mengatakan pihaknya perlu meneliti kembali hasil tersebut. "Tetapi, untuk sementara ini, kami lihat memang ada improvement pada triwulan satu ini untuk manufaktur," katanya kepada Bisnis.

Hal yang paling berpengaruh, menurutnya, adalah peningkatan demand pasar domestik dan ekspor. "Karena kalau melihat penjualan ritel yang masih lemah untuk pasar domestik, penguatan demand masih terbatas di jenis produk tertentu, [yakni alas kaki, pakaian dan makanan minuman,]" jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : M. Richard
Editor : Fajar Sidik

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper