Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kinerja Manufaktur Menggeliat

Bisnis.com, JAKARTA - Kendati tipis, kinerja manufaktur pada kuartal I/2018 menunjukkan peningkatan. Kinerja positif di sektor ini diharapkan dapat memperbaiki performa perekonomian hingga akhir tahun nanti.
Senin (26/2/2018), Groupe PSA dan Naza Corporation Holdings mengumumkan penandatanganan perjanjian jual beli saham dan perjanjian usaha patungan, yang secara resmi membangun operasi bersama pabrik Naza Automotive Manufacturing (NAM) di Gurun, Kedah, sebagai pusat manufaktur pertama di ASEAN untuk Groupe PSA. -int-media.peugeot.com
Senin (26/2/2018), Groupe PSA dan Naza Corporation Holdings mengumumkan penandatanganan perjanjian jual beli saham dan perjanjian usaha patungan, yang secara resmi membangun operasi bersama pabrik Naza Automotive Manufacturing (NAM) di Gurun, Kedah, sebagai pusat manufaktur pertama di ASEAN untuk Groupe PSA. -int-media.peugeot.com

Bisnis.com, JAKARTA - Kendati tipis, kinerja manufaktur pada kuartal I/2018 menunjukkan peningkatan. Kinerja positif di sektor ini diharapkan dapat memperbaiki performa perekonomian hingga akhir tahun nanti.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukan bahwa manufaktur mampu tumbuh 4,50% pada kuartal pertama ini atau lebih baik dibandingkan dengan realisasi pada periode yang sama tahun lalu yang hanya 4,28%.

Kinerja manufaktur itu didorong industri mesin dan perlengkapan yang naik cukup signifikan. Pada kuartal I/2017, sektor industri ini hanya mampu tumbuh 0,20%, sedangkan kuartal I/2018 industri mesin dan perlengkapan mampu tumbuh sebesar 14,98%.

Adapun faktor yang menopang pertumbuhan sektor ini adalah peningkatan kinerja bisnis mesin kontruksi dan pertambangan. Selain sektor tersebut, pertumbuhan juga terjadi pada sektor makanan dan minuman yang tumbuh sebesar 12,7%.

Eric Alexander Sugandi, pengamat ekonomi Asia Development Bank (ADB) Institute, menganggap realisasi yang terjadi pada semester I ini membuka harapan pada perbaikan kinerja manufaktur maupun produk domestik bruto (PDB) tahun ini.

Dia menjelaskan bahwa harus diakui pertumbuhan industri batu bara, pengolahan minyak dan gas (migas) dan mesin yang dipengaruhi oleh kenaikan harga energi mendorong permintaan di sektor industri tersebut.

Namun demikian, jika dilihat dari sisi lainnya, data dari BPS juga menunjukkan bahwa sektor pertambangan dan penggalian dalam sturktur PDB masih turun jika melihat q-to-q atau tumbuh lambat secara year on year. Dengan demikian, menurut Eric, industri sektor energi yang tumbuh adalah pada pengolahannya, sedangkan ekstraksinya belum terlalu kuat.

"Jika harga minyak dan batu bara terus naik, sektor pertambangan dan penggalian bisa tumbuh lebih kuat sehingga ekstraksi maupun manufakturnya tumbuh lebih kuat," kata Eric, Senin (7/5).

Eric juga menjelaskan bahwa untuk industri retail, pertumbuhannya akan sangat dipengaruhi kenaikan konsumsi rumah tangga. Jika pertumbuhan konsumsi rumah tangga naik, besar kemungkinan sektor ini akan mengalami kenaikan yang cukup signifikan.

Apalagi, lanjut dia, pada kuartal II nanti ada momen musiman seperti hari raya yang berdasarkan pengalaman akan terjadi lonjakan konsumsinya. Lonjakan konsumsi ini diharapkan bisa mendorong pertumbuhan industri di sektor retail.

"Saya melihat ada harapan pertumbuhan industri dan PDB bisa lebih baik jika harga minyak membaik dengan catatan pemerintah tak menaikkan harga BBM bersubsidi, dan jika daya beli membaik," ungkap Eric.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Edi Suwiknyo
Editor : Achmad Aris

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper