Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Barang Modal dan Barang Konsumsi Jadi Pemicu Defisit Melebar

Pelebaran defisit transaksi berjalan kuartal I/2018 hingga dua kali lipat dibandingkan kuartal I/2017 dipicu oleh peningkatan impor riil barang modal yang tumbuh 24,1% setelah terkontraksi 3,6%.

Bisnis.com, JAKARTA-- Pelebaran defisit transaksi berjalan kuartal I/2018 hingga dua kali lipat dibandingkan kuartal I/2017 dipicu oleh peningkatan impor riil barang modal yang tumbuh 24,1% setelah terkontraksi 3,6%.

Pertumbuhan impor riil barang konsumsi juga meningkat menjadi 8,9% pada kuartal I/2018 dari kuartal I/2017 sebesar -6,7%. Impor bahan baku juga tumbuh 9,6% pada kuartal I/2018, dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 2,1%.

Ekonom Indef Bhima Yudhistira melihat pelebaran ini disebabkan oleh neraca nonmigas dan migas dari neraca perdagangan.

"Saya cek di kuartal I/2018 saja neraca migas sudah defisit US$2,7 miliar, lebih tinggi US$110 juta dibanding periode yang sama tahun lalu," ungkap Bhima, Jumat (11/5).

Dengan demikian, pemerintah dan BI harus tetap mewaspadai tekanan dari sisi impor khususnya impor migas.

Pada kuartal II/2018, Bhima memproyeksikan defisit yang lebih besar mencapai 2,3% karena ada faktor seasonal.

Sementara itu, dia berharap defisit akan mampu ditekan dengan adanya peningkatan ekspor di kuartal kedua dan ketiga.

"Jadi secara rata rata memang tahun 2018 CAD bisa melebar 2,2-2,3% terhadap PDB," ungkapnya.

Ekonom PT Bank Mandiri Tbk. Andry Asmoro menuturkan proyeksi defisit transaksi berjalan akan berada di kisaran 2% dari PDB dan cadangan devisa sebesar US$130 miliar sejalan dengan risiko peningkatan ketidakpastian pasar finansial global, potensi perang dagang China dan AS serta kenaikan harga minyak mentah yang tetap tinggi pada akhir 2018.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper