Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasar Bergejolak, Ini Kata OJK

Pemerintah menilai gejolak yang kini tengah terjadi di pasar modal dan pasar surat utang Indonesia masih dalam tataran normal dan hanya bersifat temporer lantaran dipicu oleh dinamika ekonomi global dan berdampak merata di seluruh dunia.
Wimboh Santoso/Bisnis.com-Nirmala Aninda
Wimboh Santoso/Bisnis.com-Nirmala Aninda

Bisnis.com, JAKARTA—Pemerintah menilai gejolak yang kini tengah terjadi di pasar modal dan pasar surat utang Indonesia masih dalam tataran normal dan hanya bersifat temporer lantaran dipicu oleh dinamika ekonomi global dan berdampak merata di seluruh dunia.

Wimboh Santoso, Ketua Dewan Komisioner OJK, mengatakan bahwa dinamika di pasar saat ini lebih banyak dipicu oleh normalisasi kebijakan suku bunga di Amerika Serikat, sementara tidak ada perkembangan yang sangat mengkhawatirkan atau anomali tertentu dari kondisi domestik.

“Ini biasa dan sudah terjadi beberapa kali. Tidak ada hal yang luar biasa pada kejadian akhir-akhir ini. Kami dari sektor keuangan memang ada respon untuk rebalancing investasinya, ini biasa, bukan hanya di Indonesia tetapi di seluruh dunia,” katanya, Jumat (11/5/2018).

Wimboh mengatakan, hal tersebut terbukti dari dinamika di pasar modal yang mana pada Jumat (11/5/2018) hari ini sempat kembali ke level di atas 6.000 setelah sepanjang pekan ini melemah hingga level 5.700.

Hal ini menunjukkan pelemahan hanya bersifat temporer sebab tidak didukung oleh pemburukan situasi dalam negeri. Tingkat kepercayaan nasabah perbankan pun masih relatif kuat, terbukti dari tidak terjadinya penarikan dana yang massif dari sistem perbankan.

Sementara itu, kenaikan yield surat utang negara (SUN) yang mana SUN 10 tahun bahkan mencapai 7,2% dari semula stabil di 6,7% juga bersifat temporer. Hal yang sama terjadi juga di banyak negara lain dan dipicu oleh kenaikan yield surat utang Amerika Serikat atau US Treasury.

“Untuk itu kami melihat kondisi ini masih dalam tatanan normal sehingga kami tidak perlu mengambil kebijakan di sektor keuangan yang bersifat drastis. Ini masih kami konsiderasikan sebagai kondisi normal,” katanya.

Wimboh mengatakan, kinerja perbankan secara umum juga masih sehat yang mana tercermin dari pertumbuhan kredit kuartal pertama tahun ini 8,54% yoy. Tingkat NPL mulai turun ke level 2,75%, demikian pun tren suku bunga. Deposito 1 bulan sudah 5,63%, 3 bulan 5,90%, 6 bulan 6,24% dan 12 bulan 6,5%.

“Tidak ada situasi yang berbeda. Trennya justru menurun. Tidak ada anomaly dalam kondisi bank. Dalam hal ini kami juga melihat pertumbuhan kredit ini tentunya semakin lama kita harapkan semakin meningkat dan bisa mencapai 12% targetnya hingga akhir 2018,” katanya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper