Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Asuransi Terorisme - Sabotase: Minat Minim

Pemasaran produk asuransi terorisme dan sabotase dinilai masih minim lantaran rendahnya minat masyarakat, kendati tarif premi diyakini sudah sesuai.
Warga melakukan aktivitas bersih-bersih di depan Gereja Pantekosta Pusat Surabaya (GPPS), Surabaya, Jawa Timur, Senin (14/5/2018)./Reuters-Beawiharta
Warga melakukan aktivitas bersih-bersih di depan Gereja Pantekosta Pusat Surabaya (GPPS), Surabaya, Jawa Timur, Senin (14/5/2018)./Reuters-Beawiharta

Bisnis.com, JAKARTA – Pemasaran produk asuransi terorisme dan sabotase dinilai masih minim lantaran rendahnya minat masyarakat, kendati tarif premi diyakini sudah sesuai.

Presiden Direktur PT Asuransi Wahana Tata (Aswata) Christian Wanandi mengatakan hingga saat ini pihaknya sudah menjadi anggota Konsorsium Pengembangan Industri Asuransi Indonesia Terorisme-Sabotase atau KPIAI-TS.

Namun, dia mengatakan pemasaran produk tersebut oleh pihaknya masih terbilang minim.

“[Pemasaran] lumayan, tetapi angkanya kecil,” ungkapnya kepada Bisnis, Senin (14/5/2018).

Christian menilai produk tersebut sejauh ini masih kurang diminati. Biasanya, kata dia, produk ini dibeli oleh perusahaan-perusahaan multi nasional.

Oleh karena itu, dia mengatakan bahwa sosialisasi terkait produk ini perlu untuk ditingkatkan lagi.

TARIF PREMI

Di sisi lain, Christian menilai bahwa tarif premi asuransi terorisme dan sabotase sebenarnya sudah cukup terjangkau. Namun, dia mengakui bahwa proteksi ini cenderung dilihat sebagai tambahan biaya sebab menjadi bagian dalam produk asuransi properti atau kebakaran.

“Jadi kelihatannya mahal. Belum [lagi] ditambah ada earthquake protection, liability,” ungkapnya.

Terpisah, Ketua Dewan Pengurus KPIAI-TS Robby Loho mengatakan sejauh ini pemasaran produk tersebut tidak berkembang signifikan lantaran premi dinilai terlalu tinggi. Padahal, terjadinya sejumlah peristiwa terkait terorisme dan agenda politik hingga 2019 dinilai bakal memacu permintaan atas asuransi tersebut.

Oleh karena itu, jelasnya, pihaknya berencana untuk meninjau kembali tarif premi produk tersebut.

“Kami mau genjot lagi [pemasaran produk] sehingga rate-nya kami mau tinjau. Sepertinya kami akan turunkan,” ungkapnya kepada Bisnis.com.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Anggi Oktarinda

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper