Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Alasan Suku Bunga Acuan Perlu Naik

Bank Indonesia dinilai masih memiliki peluang untuk menaikkan suku bunga acuan hingga 50 basis poin menjadi 4,75%. Hal itu demi mengerem laju keluarnya modal asing yang membuat nilai tukar rupiah terus tergerus.
Ekonom Indef, Aviliani. /Bisnis.com
Ekonom Indef, Aviliani. /Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia dinilai masih memiliki peluang untuk menaikkan suku bunga acuan hingga 50 basis poin menjadi 4,75%. Hal itu demi mengerem laju keluarnya modal asing yang membuat nilai tukar rupiah terus tergerus.

Investor lebih mencari aset berdenominasi dolar AS dan melepas rupiah karena selisih imbal hasil instrumen keuangan yang kian menyempit antara di Indonesia dengan di negara maju.

Di sisi lain, bank sentral AS The Federal Reserve masih berpeluang menaikkan suku bunga acuannya dua hingga tiga kali ke depan dengan kenaikan akumulatif sekitar 75 - 100 basis poin dalam tahun 2018.

“Melihat kondisi capital outflow yang cukup lumayan, sebaiknya BI merespons dengan menaikkan [suku bunga acuan]. Paling tidak perlu naik sebesar 50 basis poin untuk menahan capital outflow, karena kalau hanya 25 basis poin sudah agak terlambat,” kata Ekonom sekaligus Ketua Bidang Pengkajian dan Pengembangan Perhimpunan Bank Nasional (Perbanas) Aviliani di Jakarta, Senin (15/5/2018)

Dia menuturkan, kenaikan suku bunga acuan tersebut memang memiliki risiko akan membuat suku bunga dana dan kredit turut terkerek sehingga membuat permintaan kredit berpotensi terganggu.

Namun, menurutnya, suku bunga kredit tidak serta merta menjamin kredit akan tumbuh dua digit. Hal tersebut terjadi dalam dua tahun terakhir, ketika BI terus menurunkan suku bunga acuan tapi kredit tidak tumbuh signifikan.

“Jadi masalahnya bukan di suku bunga, tapi iklim investasi. Sebenarnya dengan suku bunga naik, paling tidak nilai tukar bisa membaik, sehingga dunia usaha tidak takut dengan investasi dan kenaikan harga bisa dihindari. Jadi amankan likuiditas dulu, baik pasar modal maupun bank,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper