Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Update Kinerja APBN Sampai April 2018

Pemerintah kembali merilis laporan bulanan dari kinerja keuangan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara sepanjang April 2018.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (ketiga kanan) memberikan paparan mengenai update APBN hingga April 2018 di Kementerian Keuangan, Kamis (17/5)./Bisnis-Ipak Ayu Nurcaya
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (ketiga kanan) memberikan paparan mengenai update APBN hingga April 2018 di Kementerian Keuangan, Kamis (17/5)./Bisnis-Ipak Ayu Nurcaya

Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah kembali merilis laporan bulanan dari kinerja keuangan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara sepanjang April 2018.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan jika dilihat dari gejolak yang terjadi, volatilitas keuangan memang meningkat karena bank sentral AS meningkatkan suku bunga yang diklaim sebagai arah menuju posisi normal, serta berbagai kebijakan dan ekspansi fiskal AS.

Akibatnya, harga komoditas naik karena geopolitik. Lalu, adanya arus modal yang keluar banyak dari negara berkembang akan berdampak terhadap ekonomi seluruh dunia.

"Namun, Indonesia masih punya fundamental yang kuat. Pertumbuhan ekonomi kuartal I/2018 5,06% sudah lebih baik dari kuartal I periode tahun sebelumnya," ujarnya, Kamis (17/5/2018).

Sementara itu, Sri Mulyani melaporkan dari asumsi makro hingga April 2018, inflasi tercatat 3,4%, tingkat suku bunga SPN 3 bulan 4,1%, nilai tukar Rp13.631, harga minyak mentah US$64,1 per barel. Adapun, lifting minyak tercatat 750,3 ribu barel per hari dan lifting gas 1.155,9 ribu per barel.

Selanjutnya, Mantan Direktur Bank Dunia ini memaparkan sejumlah capaian dari kinerja APBN sampai April 2018. Dari sisi defisit anggaran, tercatat Rp55,1 triliun atau turun dibanding periode sebelumnya Rp72,2 triliun. Sementara itu, defisit keseimbangan primer sebesar Rp24,2 triliun atau lebih tinggi dari tahun lalu. 

Dari sisi belanja negara, hingga April 2018 sudah mencapai Rp582,9 triliun atau 26,3% dari total anggaran belanja yang sebesar Rp2.220 triliun. 

Belanja pemerintah pusat untuk kementerian/lembaga (K/L) ataupun non K/L sebesar Rp331 triliun dan transfer dana ke daerah dan dana desa sebesar Rp251,9 triliun.

Sementara itu, dari sisi total penerimaan negara selama Januari-April 2018 mencapai Rp527,8 triliun atau 27,9% dari target penerimaan sepanjang tahun ini yang senilai Rp1.894 triliun.

“Penerimaan dari pajak dan bea cukai mencapai Rp416,9 triliun, penerimaan non pajak sebesar Rp109,9 triliun dan hibah Rp1 triliun,” sebutnya.

Sri Mulyani menambahkan dengan belanja dan pendapatan yang baik, realisasi pembiayaan anggaran telah terealisasi sebesar 57,9% atau Rp188,7 triliun dari target.

Rinciannya, untuk pembiayaan utang Rp187,2 triliun atau 46,9% terhadap APBN. Pada periode yang sama tahun lalu, nilainya lebih tinggi yakni mencapai Rp193,6 triliun atau tumbuh negatif 3,3%. 

Lalu, pemberian pinjaman Rp1,5 trilun.

Dia menyimpulkan realisasi APBN hingga April 2018 menunjukkan kinerja yang baik. Meski terdapat potensi ICP dan nilai tukar naik, tapi defisit diperkirakan tetap terjaga pada kisaran 2%.

"Di UU APBN adalah 2,19%. Kami sekarang bicara di kisaran 2% atau bahkan mungkin bisa lebih rendah, kami harapkan demikian," tutur Sri Mulyani.

Kementerian Keuangan juga memastikan sejumlah kebijakan dan insentif fiskal yang akan diberikan pemerintah untuk mendorong investasi dan ekspor akan terus diperkuat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Annisa Margrit

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper