Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investasi dan Ekspor Tetap Jadi Tumpuan

Prospek perbaikan ekonomi pada 2019 tetap akan ditopang oleh perbaikan dari sisi ekspor maupun investasi.
Aktivitas bongkar muat di terminal petikemas Pelabuhan Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (17/4)./JIBI-Paulus Tandi Bone
Aktivitas bongkar muat di terminal petikemas Pelabuhan Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (17/4)./JIBI-Paulus Tandi Bone

Bisnis.com, JAKARTA - Prospek perbaikan ekonomi pada 2019 tetap akan ditopang oleh perbaikan dari sisi ekspor maupun investasi.

Berbagai stimulus fiskal baik yang ditujukan kepada perusahaan yang berorientasi ekspor maupun para investor melalui insentif pajak diharapkan bisa menggenjot dua sektor yang menjadi tumpuan pertumbuhan ekonomi ini.

Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Suahasil Nazara mengatakan bahwa, indikasi perbaikan ekonomi ini bisa dilihat mulai dari tahun ini.

Menurutnya, meski neraca perdagangan masih mencatatkan defisit, namun dengan barang impor yang didominasi oleh bahan baku menunjukan bahwa ekonomi domestik mulai menggeliat.

"Kami selalu melihatnya dari momentum yang sekarang ada, ekspor masih cukup bagus, imporpun naik, tetapi karena barang modal jadi ini akan menjadi investasi," kata Suahasil ditemui di DPR, Jumat (18/5/2018).

Selain parameter tersebut, penentuan target pertumbuhan ekonomi yang dipatok 5,4% - 5,8% ini juga didorong oleh proyeksi peningkatan dari sisi investasi. Stimulus fiskal berupa pemberian insentif pajak diharapkan menarik minat para investor untuk menanamkan modal.

Dengan tumpuan pada dua sektor yang tahun 2017 lalu memiliki peran cukup sentral dalam pertumbuhan ekonomi, pemerintah masih sangat optimis, berbagai tantangan baik yang terkait ekonomi misalnya ketidakpastian global akibat kebijakan moneter Amerika Serikat maupun faktor diluar ekonomi dalam hal ini berlangsungnya pesta demokrasi, tetap bisa dikendalikan.

"Jadi tahun ini kami memiliki optimisme, tahun depan dengan target 5,4,% - 5,8% memang harusnya perekonomian kita bisa tumbuh segitu," jelasnya.

Seperti diketahui, di tengah ketidakpastian global serta dinamika politik domestik menjelang pemilihan umum (Pemilu), pemerintah memasang target pertumbuhan ekonomi cukup tinggi pada tahun 2019 sebesar 5,4% - 5,8%.

Adapun dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan inlkusif pertumbuhan konsumsi rumah tangga perlu harus dijaga.

Sebagai bagian dari upaya tersebut pemerintah akan berupaya menjaga inflasi di tingkat yang rendah. Pada tahun 2019, pemerintah akan menjaga inflasi pada rentang 3,5% plus minus 1%.

Untuk kurs rupiah, dengan mempertimbangkan normalisasi kebijakan moneter Amerika Serikat yang mendorong peningkatan suku bunga oleh The Federal Reserve rata-rata nilai tukar rupiah tahun 2019 dipatok berada di kisaran Rp13.700 - Rp14.000

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Edi Suwiknyo
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper