Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Suku Bunga Acuan Naik, OJK Yakin Pertumbuhan Kredit Tetap Kuat

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memandang kenaikan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia (BI) sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 4,5% pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) Mei 2018 tidak akan menghambat pertumbuhan kredit.
Petugas melayani nasabah yang melakukan transaksi perbankan di Kantor Pusat PT Bank Nusantara Parahyangan Tbk. (Bank BNP) di Bandung, Jawa Barat, Senin (8/1)./JIBI-Rachman
Petugas melayani nasabah yang melakukan transaksi perbankan di Kantor Pusat PT Bank Nusantara Parahyangan Tbk. (Bank BNP) di Bandung, Jawa Barat, Senin (8/1)./JIBI-Rachman

Bisnis.com, JAKARTA -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memandang kenaikan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia (BI) sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 4,5% pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) Mei 2018 tidak akan menghambat pertumbuhan kredit.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Heru Kristiyana menuturkan pertumbuhan kredit akan tetap baik pada tahun ini dengan adanya kenaikan suku bunga acuan.

"Pertumbuhan kredit akan tetap baik karena perbankan sudah selesai melakukan konsolidasi sehingga ini akan lebih baik," tegasnya, Jumat (18/5/2018).

RDG BI pada 16-17 Mei 2018 memutuskan untuk menaikkan BI 7-Day Reverse Repo Rate sebesar 25 bps menjadi 4,5%, suku bunga Deposit Facility sebesar 25 bps menjadi 3,75%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 25 bps menjadi 5,25%.

Pada Mei 2018, Heru mengungkapkan OJK mencatat pertumbuhan kredit positif dibandingkan periode yang sama tahun lalu ketika pertumbuhannya negatif. Kenaikannya sudah hampir mencapai 1% (year-to-date/ytd) dan 8,8% (year-on-year/yoy).

BI mengungkapkan rata-rata suku bunga deposito dan kredit rupiah masih menurun, meski terbatas, menjadi 5,84% dan 11,2% pada Maret 2018. Pertumbuhan kredit pada Maret 2018 tercatat sebesar 8,5% secara yoy, lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 8,2% secara yoy.

Sementara itu, pengamat ekonomi dan CEO Schroders Indonesia Micheal Tjoajadi berharap efek kenaikan dari suku bunga acuan tidak langsung direspons perbankan dengan kenaikan bunga kredit karena hal tersebut akan membebani para peminjam.

"Karena margin perbankan cukup besar, tak perlu buru-buru menaikkan. Kalau dinaikkan akan membebani finansial peminjam," ungkapnya selepas peluncurkan Kajian Stabilitas Sistem Keuangan Edisi 2018 di kantor BI, Jumat (18/5).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hadijah Alaydrus
Editor : Annisa Margrit
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper