Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

DEPRESIASI RUPIAH BERLANJUT: BI Disarankan Naikkan Suku Bunga Lagi

Bisnis.com, JAKARTA Ekonom sepakat langkah Bank Indonesia dalam menaikkan BI 7 Day Reverse Repo atau suku bunga acuan 25 basis poin masih harus dilanjutkan.
suku bunga
suku bunga

Bisnis.com, JAKARTA — Ekonom sepakat langkah Bank Indonesia dalam menaikkan BI 7 Day Reverse Repo atau suku bunga acuan 25 basis poin masih harus dilanjutkan.

Ekonom PT Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih mengatakan bahkan sehari setelah Bank Sentral mengumumkan kenaikan suku bunga acuannya rupiah terkoreksi hingga Rp14.100.

Namun dirinya menilai kala itu ada fenomena lain, yakni Jepang yang dinilai tidak konsisten menjaga pertumbuhan ekonominya sepanjang 3 kuartal terakhir. Sehingga, banyak yang menjual yen dan menjadikan dolar semakin menguat.

"Di sisi lain ini memang lebih pada belum cukup kenaikannya, tapi kalau sebagai sinyal sudah bagus. Jadi pasar jangan ekspek terlalu banyak mungkin butuh waktu penyesuaian," katanya, Senin (21/5/2018).

Meski demikian, Lana memastikan secara nominal pelemahan rupiah yang terjadi saat ini masih dalam tataran yang aman dalam 3 tahun terakhir.

Lana menilai, saat ini seluruh pihak juga masih menantikan formula dari Gubernur baru Bank Sentral.

Sebab, pada satu sisi kenaikan suku bunga bisa dikatakan oke untuk naik lagi tetapi pada sisi lain Gubernur yang baru sudah menyatakan akan pro growth atau tidak sekadar menjaga stabilitas tetapi bisa menstimulasi pertumbuhan ekonomi.

"Pak Perry akan masuk satu kondisi yg dilematis kita tunggu saja formula lain yang akan mendorong dari sisi moneternya," ujarnya.

Kepala Pusat Studi Ekonomi dan Kebijakan Publik (PSEKP) UGM Tony Prasetiantono menambahkan dalam situasi gejolak global ini, Indonesia mesti beradaptasi.

Pelemahan rupiah yang mencapai Rp14.150 per US$ memang harus direspons dengan tren penyesuaian suku bunga.

"BI baru saja menaikkan sukubunga acuan menjadi 4,5% tetapi bisa jadi ini masih belum cukup. Kemungkinan kenaikan ke 4,75% masih sangat mungkin ditempuh," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Achmad Aris

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper