Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tawarkan Promo Bunga KPR 5,61%, Kredit BCA Tumbuh Dua Digit

Bisnis.com, JAKARTA PT Bank Central Asia Tbk. mencatatkan kenaikan outstanding penyaluran kredit pemilikan rumah, di antaranya didorong oleh program promo bunga yang ditawarkan sejak Februari 2018.
Pejalan kaki melintas di depan Menara BCA di kawasan Bundaran HI, Jakarta, Rabu (24/2)./Antara-Muhammad Adimaja
Pejalan kaki melintas di depan Menara BCA di kawasan Bundaran HI, Jakarta, Rabu (24/2)./Antara-Muhammad Adimaja

Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Central Asia Tbk. mencatatkan kenaikan outstanding penyaluran kredit pemilikan rumah, di antaranya didorong oleh program promo bunga yang ditawarkan sejak Februari 2018.

Wakil Presiden Eksekutif Divisi Bisnis Kredit Konsumer PT Bank Central Asia Tbk. Felicia M. Simmon mengatakan, total oustanding KPR per akhir Maret mencapai Rp71,95 triliun. Jumlah tersebut meningkat 10,53% dibandingkan Maret 2017 sebesar Rp65,05 miliar. Sementara itu, jumlah rekening nasabah KPR mencapai 97.949, meningkat tipis dari tahun Maret tahun lalu sebanyak 96.719.

Untuk menggenjot pertumbuhan penyaluran KPR, BCA membuat program khusus yang dimulai pada Februari lalu. Program ini menawarkan bunga spesial fix dan cap, dengan penawaran bunga 5,61% efektif setiap tahun (eff.p.a), fix untuk 2 tahun pertama, dan 6,61% eff.p.a maksimal cap 3 tahun selanjutnya.

Felicia mengatakan, pertumbuhan realisasi penyaluran KPR sepanjang kuartal I/2018 memang tidak setinggi yang diharapkan. Hal tersebut, menurutnya disebabkan oleh faktor teknis serta regulasi yang berkenaan dengan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB).

“Ada beberapa faktor yang menyebabkan, di antaranya dikarenakan transaksi jual beli membutuhkan PBB 2018 yang biasanya baru bisa diperoleh sekitar bulan Februari atau Maret,” katanya kepada Bisnis, Senin (21/5/2018).

Sementara itu, pada kuartal I/2018, rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) KPR BCA mencapai 1,3%. Rasio tersebut sedikit lebih buruk dari NPL pada periode yang sama tahun lalu yakni sebesar 0,9%.

“Kebanyakan [peningkatan NPL tersebut] disebabkan oleh usaha debitur menurun. Antara lain disebabkan oleh kondisi ekonomi, sehingga beberapa usaha debitur menjadi terkena imbasnya, omzet penjualan mengalami penurunan,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper