Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemerintah Beri Sinyal Perubahan Asumsi Makro APBN 2018

Pemerintah memberi sinyal akan adanya perubahan pada asumsi-asumsi makro dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018.
Menteri Keuangan Sri Mulyani memberikan keterangan pers mengenai kinerja APBN 2018 di kantor Kementerian Keuangan, Kamis (17/5)./ANTARA FOTO-Sigid Kurniawan
Menteri Keuangan Sri Mulyani memberikan keterangan pers mengenai kinerja APBN 2018 di kantor Kementerian Keuangan, Kamis (17/5)./ANTARA FOTO-Sigid Kurniawan

Bisnis.com, JAKARTA -- Pemerintah memberi sinyal akan adanya perubahan pada asumsi-asumsi makro dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018.

"Kami memberikan ruang terhadap perubahan, sehingga perubahan tetap bisa mendukung perekonomian," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam acara Sosialisasi PP Nomor 4 Tahun 2018 tentang Kepemilikan Asing Pada Perusahaan Perasuransian, di Jakarta, Selasa (22/5/2018).

Dia menerangkan pihaknya akan membuat asumsi makro seperti inflasi, nilai tukar rupiah, target pertumbuhan ekonomi, dan harga minyak dalam rentang yang masih dapat dijaga.

Adapun rencana tersebut muncul disebabkan oleh cukup terpukulnya asumsi makro pada UU APBN 2018 yang disebabkan perkembangan ekonomi global.

"Kami tidak dapat mengubah keadaan ekonomi global, tetapi kita bisa kontrol dampaknya," lanjut Sri Mulyani.

Sebelumnya, Kementerian Keuangan menyatakan tidak akan mengajukan APBN Perubahan karena struktur dalam APBN saat ini masih cukup kuat untuk meredam volatilitas akibat naiknya harga minyak mentah dan melemahnya nilai tukar rupiah.

Direktur Jenderal Anggaran Kemenkeu Askolani menuturkan pemerintah masih memantau dan menghitung outlook-nya, yang dilakukan secara komprehensif termasuk dampaknya ke penerimaan maupun belanjanya.

"Sekarang ini bukan APBN Perubahan, tetapi laporan semester 1 yang harus disampaikan ke DPR," jelasnya, Kamis (17/5).

 

Kemenkeu juga mengklaim semua sektor penopang APBN tetap terjaga kinerjanya, penerimaan perpajakan masih tumbuh dua digit, realisasi belanja naik dibandingkan tahun lalu, dan pembiayaan utang masih cukup terkendali.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : M. Richard
Editor : Annisa Margrit

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper