Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Masih Loyo, Penaikan 7 DRR Masih Dimungkinkan

Bisnis.com, JAKARTA - Di tengah kondisi mata uang rupiah yang terus terdepresiasi, Bank Indonesia masih memungkinkan untuk menaikkan suku bunga acuan 7DRR sebesar 25 basis poin.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo (kanan) didampingi Deputi Gubernur Senior Mirza Adityaswara (kiri) bersiap memberikan keterangan pers hasil Rapat Dewan Gubernur di kantor pusat BI, Jakarta, Kamis (17/5/2018)./ANTARA-Sigid Kurniawan
Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo (kanan) didampingi Deputi Gubernur Senior Mirza Adityaswara (kiri) bersiap memberikan keterangan pers hasil Rapat Dewan Gubernur di kantor pusat BI, Jakarta, Kamis (17/5/2018)./ANTARA-Sigid Kurniawan

Bisnis.com, JAKARTA - Di tengah kondisi mata uang rupiah yang terus terdepresiasi, Bank Indonesia masih memungkinkan untuk menaikkan suku bunga acuan 7DRR sebesar 25 basis poin.

Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro memandang bahwa saat ini faktor eksternal memang masih dominan. Namun di satu sisi bank sentral juga tetap harus menjaga ekspektasi pasar bahwa ekonomi dan moneter dapat dikelola dengan baik.

"Baik dengan langkah preemtive dari BI, sehingga tak menimbulkan risiko dari aspek kebijakan," kata Andry kepada Bisnis, Senin (21/5/2018).

Dia menjelaskan bahwa saat ini kondisi fundamental ekonomi memang relatif bisa dikelola dengan baik. Meski demikian, current account deficit (CAD) atau defisit transaksi berjalan tetap menjadi tantangan, terutama potensi menekan nilai tukar.

Adapun, di samping meramu berbagai kebijakan untuk menghadapi situasi tersebut, Andri juga menyarankan bahwa saat ini otoritas moneter juga perlu menyiapkan strategi likuiditas domestik.

"Untuk saat ini, strategi ini penting karena akan menghadapi libur puasa dan lebaran," tukasnya.

Seperti diketahui pekan lalu, Bank Indonesia menaikkan suku bunga acuan 7DRR sebanyak 25 basis poin menjadi 4,5%. Kebaikan suku bunga acuan ini untuk merespons kondisi bilai tukar rupiah yang terus terdepresiasi.

Namun demikian, pascakeluarnya dosis kebijakan tersebut, situasi atau nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat tak banyak berubah, bahkan ada kecenderungan terus mengalami pelemahan. Kemarin rupiah sempat menyentuh Rp14.200 per dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Edi Suwiknyo
Editor : Achmad Aris

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper