Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tahan Kenaikan Bunga Kredit, Wimboh Minta Bank Efisien

Industri perbankan didorong untuk meningkatkan efisiensi operasional untuk menahan laju transmisi kenaikan suku bunga acuan BI terhadap kenaikan suku bunga kredit.
Wimboh Santoso/Bisnis.com-Nirmala Aninda
Wimboh Santoso/Bisnis.com-Nirmala Aninda

Bisnis.com, JAKARTA - Industri perbankan didorong untuk meningkatkan efisiensi operasional untuk menahan laju transmisi kenaikan suku bunga acuan BI terhadap kenaikan suku bunga kredit. 

Menurut Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso kenaikan suku bunga acuan 7 Days Reverse Repo Rate tidak serta merta linear dengan kenaikan suku bunga kredit. 
 
"Tidak linear. Perbankan kan sudah menggunakan teknologi, efisiensi kita tingkatkan dengan menggunakan branchless banking, jadi penghematan-penghematan operasional itu bisa dilakukan," kata Wimboh di Jakarta, Senin (28/5/2018).
 
Dalam meningkatkan efisiensi, menurut Wimboh, bank perlu memacu penerapan teknologi untuk branchless banking. Efisiensi tersebut dapat diandalkan untum menahan tekanan kenaikan suku bunga agar tidak memberatkan nasabah dan membuat pertumbuhan kredit melambat.
 
"Kalau ada tekanan kenaikan suku bunga, ini ada room untuk meminimalkan dampak passthrough transmisinya kepada nasabah sehingga debitur tidak terlalu berat. Tren suku bunga sudah naik dan upaya ini merupakan proses yang terus kita lakukan dan kita upayakan," tambahnya.
 
Lebih lanjut, Wimboh juga meminta agar deposan-deposan besar tidak terlalu responsif dalam menuntut kenaikan bunga deposito. Selain itu, dia mendorong perbankan untuk memperbanyak pembiayaan ke segment komersial dan konsumsi yang dinilai tidak terlalu sensitif terhadap kenaikan suku bunga.
 
Sementara itu, kebutuhan korporasi akan pembiayaan yang berjangka menengah panjang diarahkan untuk dipenuhi lewat pasar modal. 
 
"Pembiayaan kredit long term atau investasi bisa menggunakan sumber dana pasar modal lebih murah lewat obligasi korporasi. Ini akan otomatis menjadi sinergi yang bagus antara perbankan dengan pasar modal," ujarnya.
 
Sebagaimana diketahui BI telah meningkatkan suku bunga acuan 7 DRRR sebesar 25 basis poin dari 4,25% menjadi 4,5% dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG). Bank Indonesia masih membuka peluang untuk kembali menaikkan suku bunga acuan dalam RDG Tambahan yang digelar besok. 
 
Proses digitalisasi tersebut pada dasarnya telah mulai dilakukan oleh industri perbankan, terutama bank-bank bermodal menengah dan besar. Salah satunya PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. 
 
Menurut Direktur Teknologi Informasi dan Operasi BNI Dadang Setiabudi mengungkapkan secara garis besar BNI akan melakukan pengembangan open banking berbasiskan API (Application Programming Interface). Ke depan, dalam melakukan kolaborasi pengembangan ecosystem bersama dengan startup dan fintech akan jauh lebih mudah, efektif, efisisen dan aman.
 
"Sebagian besar belanja modal IT untuk 2018 diperuntukan peremajaan infrastruktur dan pengembangan digital banking. Dengan program digitalisasi yang dilakukan BNI di beberapa aspek, saat ini biaya operasional yang dapat ditekan sudah cukup besar," ujar Dadang ketika dihubungi terpisah.
 
Dia mencontohkan salah satu bentuk pengembangan digitalisasi cabang adalah dengan mengandalkan program branchless banking yang saat ini sudah mencapai sekitar 90.000 agen di seluruh Indonesia. 
 
"Ini dapat menekan biaya opersional outlet/cabang, karena beberapa layanan dapat dilakukan tanpa harus datang ke cabang dan cukup dilakukan di agen terdekat," paparnya. 
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper