Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

LIBUR LEBARAN 2018: Momentum Promosikan Daerah

Potensi 30 juta orang yang akan melangsungkan ritual mudik atau pulang ke kampung halaman dengan membawa dana triliunan rupiah, bisa menggairahkan ekonomi daerah, terutama sektor pariwisata.

Bisnis.com, JAKARTA — Potensi 30 juta orang yang akan melangsungkan ritual mudik atau pulang ke kampung halaman dengan membawa dana triliunan rupiah, bisa menggairahkan ekonomi daerah, terutama sektor pariwisata.

Inilah topik utama atau headline koran cetak Bisnis Indonesia edisi Senin 4 Juni 2018.

Menteri Pariwisata Arief Yahya menjelaskan sebelum gelombang mudik dimulai, periode itu merupakan momentum tepat bagi daerah mempromosikan destinasi pariwisata unggulan.

Apalagi, momentum Lebaran yang diikuti cuti bersama yang cukup panjang akan membuat daerah wisata dipadati pengunjung.

Arief memproyeksikan daerah yang akan menjadi tulang punggung pariwisata saat musim mudik adalah Sukabumi, Serang yang menjadi jalur mudik Jawa—Sumatra, serta Solo dan Banyuwangi yang siap menyambut pelancong lokal dengan berbagai acara.

“Jarak Sukabumi tidak terlalu jauh dari Ibu Kota, sekitar 4 jam dari Jakarta dan 3 jam dari Bandung. yang ingin menikmati alam, silakan ke Sukabumi, terutama saat libur Idulfitri atau Lebaran,” ujarnya, akhir pekan lalu.

Arief juga memproyeksikan libur panjang idulfitri mampu mengatrol arus pergerakan wisatawan nusantara di berbagai destinasi favorit, kendati jumlah kunjungan wisatawan mancanegara diproyeksi merosot selama periode tersebut.

Ketua Association of Indonesian Tours and Travel Agencies (Asita) Asnawi Bahar menggambarkan pada saat libur Lebaran, karakter wisatawan terbagi menjadi dua. Pertama, wisatawan muslim yang memanfaatkan momentum untuk mudik sekaligus berlibur.

Kedua, wisatawan nonmuslim yang memanfaatkan waktu libur panjang Lebaran untuk berwisata ke luar negeri. “Secara umum, outbound akan naik, sedangkan inbound akan turun,” tuturnya, Minggu (3/6/2018).

Menurutnya, setiap destinasi pariwisata akan memetik keuntungan dari momentum spesial tersebut.

LIBUR LEBARAN 2018: Momentum Promosikan Daerah

Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati mengatakan Lebaran selalu menjadi musim yang menguntungkan untuk pariwisata Bali. Dia memprediksi momentum Lebaran akan memacu okupansi hotel hingga 15% dari bulan biasa.

Berkaca pada Lebaran tahun lalu, hunian di Kuta dan Nusa Dua bisa meningkat hingga 7%. Rata-rata okupansi hotel di Bali bisa meningkat hingga 75% dari biasanya 60%. “Lebaran selalu menjadi harapan kita untuk menambah keuntungan selain akhir tahun dan Imlek,” kata Tjokorda.

Asosiasi Biro Perjalanan Wisata (Asita) Bali juga memprediksi hal serupa. Ketua Asita Bali Ketut Ardana mengatakan sudah menjadi hal biasa saat Lebaran, Pulau Dewata selaku dipilih sebagai tujuan liburan.

Kepala Dinas Pariwisata Bali Anak Agung Gede Yuniartha Putra menyatakan terget kunjungan wisatawan domestik ke Bali sebanyak 9 juta jiwa dan 6,5 juta wisman bisa terlampaui.

Dari Jawa Timur, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jatim Jarianto juga menargetkan kunjungan wisatawan domestik dan asing ke Jatim bisa tumbuh 5%–9% dari pencapaian Lebaran tahun lalu.

Di Surabaya, paparnya, destinasi favorit pemudik adalah wisata Kebun Binatang Surabaya, House of Sampoerna, Mangrove dan Sunan Ampel. “Di kabupaten lain andalannya tak lain seperti Bromo dan pantai-pantai yang tersebar di Jatim,” imbuhnya.

UANG BEREDAR

Sementara itu, Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sumatra Utara Arief Budi Santoso memperkirakan kebutuhan uang yang harus dipenuhi selama Lebaran 2018 di Sumut mencapai Rp7,7 triliun.

“Seiring dengan panjangnya jumlah hari libur pada periode Lebaran tahun ini, diperkirakan perputaran uang di Sumatra Utara akan meningkat,” kata Arief.

Kepala Perwakilan BI Jawa Tengah Hamid Ponco Wibowo juga meyakini arus mudik dan perayaan Idulfitri 2018 akan menjadi daya dongkrak yang kuat bagi perekonomian Jateng.

“Karakter Jateng itu kan lebih banyak inflow, jadi uang masuk ke provinsi ini akan lebih besar, terutama setelah pemerintah menambah hari libur Lebaran,” lanjutnya.

Dari remitansi, Direktur Jenderal Pem­­binaan dan Penempatan TKI Kemenaker Maruli Hasoloan juga memperkirakan peningkatan pengiriman uang dari para pe­­kerja migran Indonesia (PMI) ke sanak saudaranya. Namun, dia belum bisa menyebutkan nilai remitansi dari PMI yang berasal dari tempat kerja di negeri tetangga seperti Malaysia, Brunei Darussalam, dan Hong Kong. Sebagai gambaran, BNP2TKI mencatat jumlah remitansi PMI pada 2017 mencapai US$8,75 miliar. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Sutarno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper