Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Fokus Jaga Stabilisasi, Pemerintah Buka Ruang Diskusi

Bisnis.com, JAKARTA Pemerintah memastikan akan fokus menjaga stabilisasi dalam waktu dekat ini. Untuk itu, agar tidak kontradiktif dengan target mengejar pertumbuhan utamanya pada tahun depan yang dipatok hingga 5,8%, pemerintah memastikan masih akan membuka sejumlah diskusi dan wacana.
Kepala Kebijakan Fiskal Departemen Keuangan Suahasil (kanan) dan Direktur Jendral Pajak Robert Pakpahan menjadi pembicara saat acara Bahana Forum di Jakarta, Senin (12/2)./JIBI-Abdullah Azzam
Kepala Kebijakan Fiskal Departemen Keuangan Suahasil (kanan) dan Direktur Jendral Pajak Robert Pakpahan menjadi pembicara saat acara Bahana Forum di Jakarta, Senin (12/2)./JIBI-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah memastikan akan fokus menjaga stabilisasi dalam waktu dekat ini. Untuk itu, agar tidak kontradiktif dengan target mengejar pertumbuhan utamanya pada tahun depan yang dipatok hingga 5,8%, pemerintah memastikan masih akan membuka sejumlah diskusi dan wacana.

Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Suahasil Nazara mengatakan saat ini pemerintah terus menggulirkan pembicaraan-pembicaraan mengenai target-target asumsi makro tahun depan.

Hal itu mencakup risiko apa saja yang kira-kira akan dihadapi dan peluang apa saja yang bisa diraih.

"Kami juga tetap melihat dan memaparkan kondisi global sebagai bagian yang harus masuk dalam bahan diskusi. Jadi supaya publik tahu lalu menjadi wacana yang didebatkan secara positif sembari kami terus dalami kondisi apa yang kita hadapi tahun ini dan tahun depan," katanya, Senin (6/4/2018).

Selanjutnya, dalam jangka pendek yang akan dilakukan pemerintah yakni menjalankan APBN sesuai dengan yang sudah ditetapkan. Dengan menggencarkan belanja yang efektif dan tepat guna.

Dengan demikian, dari belanja pemerintah diharapkan tidak hanya dapat memberi stimulus tetapi kenyaman dan kepastian pada dunia usaha bahwa kondisi APBN aman. Hal ini juga dalam konteksnya memungut penerimaan negara.

"Kalau sudah demikian kami harap memengaruhi likuiditas dan utamnya yang tadi dapat memberi kenyamanan," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Achmad Aris

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper