Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Risiko Global Meningkat, Perekonomian Indonesia Dinilai Tetap Kuat

Perekonomian Indonesia diproyeksi tetap kuat meski risiko global meningkat, termasuk kebijakan ekonomi AS.
Petugas keamanan mengawasi proses bongkar muat kontainer di Terminal Teluk Lamong, Surabaya, Jawa Timur, Minggu (19/3)./Antara-Didik Suhartono
Petugas keamanan mengawasi proses bongkar muat kontainer di Terminal Teluk Lamong, Surabaya, Jawa Timur, Minggu (19/3)./Antara-Didik Suhartono

Bisnis.com, JAKARTA -- Perekonomian Indonesia diproyeksi tetap kuat meski risiko global meningkat, termasuk kebijakan ekonomi AS.

Lead Economist Bank Dunia untuk Indonesia, Frederico Gil Sander, menyebutkan ekonomi Indonesia masih tumbuh kuat pada kuartal I/2018 dengan 5,1% PDB. Hal ini didukung oleh pertumbuhan investasi yang lebih pesat, termasuk dari hasil proyek infrastruktur pemerintah dan pertambangan.

Pertumbuhan yang didorong investasi disebut sebagai pertumbuhan yang bermutu tinggi. Namun, Indonesia dinilai masih terlalu terikat pada komoditas.

Risiko Global Meningkat, Perekonomian Indonesia Dinilai Tetap Kuat

"Pertumbuhan ekonomi Indonesia diproyeksi tetap kuat meski risiko global meningkat, seperti normalisasi kebijakan moneter AS, risiko geopolitik, dan proteksionisme," paparnya lewat akun Twitter Bank Dunia Indonesia, @BankDunia, Rabu (6/6/2018).

Kebijakan makroekonomi yang sudah dijalankan pemerintah diklaim cukup kuat sehingga memberi ketahanan terhadap gejolak yang terjadi. Gejolak global yang terjadi pada tahun ini disebut lebih tinggi sehingga membuat adanya depresiasi terhadap mata uang sekaligus memberikan keuntungan yang lebih besar di pasar-pasar yang sedang berkembang.

Hal ini disampaikannya terkait laporan Indonesia Economic Quarterly edisi Juni 2018.

Risiko Global Meningkat, Perekonomian Indonesia Dinilai Tetap Kuat

Sebelumnya, World Bank Country Director untuk Indonesia Rodrigo Chaves mengingatkan Indonesia untuk tidak kehilangan fokus pada dua defisit besar di tengah gejolak ekonomi global ini.

Pertama, defisit infrastruktur. Kedua, defisit modal manusia, yang disebut sebagai faktor penentu kemajuan bangsa di masa depan.

Modal manusia juga menjadi salah satu tema yang diangkat dalam laporan kali ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Annisa Margrit
Editor : Annisa Margrit
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper