Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bank Dunia Revisi Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Jadi 5,2%

Bank Dunia merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 5,2% dari proyeksi awal tahun yang sebesar 5,3%, berkaca dari hasil analisis kuartal I/2018. Koreksi tersebut memperkuat asumsi perlambatan laju pertumbuhan ekonomi tahun ini.
Kegiatan bongkar muat kontainer di Terminal Teluk Lamong, Surabaya, Jawa Timur, Minggu (19/3)./Antara-Didik Suhartono
Kegiatan bongkar muat kontainer di Terminal Teluk Lamong, Surabaya, Jawa Timur, Minggu (19/3)./Antara-Didik Suhartono

Bisnis.com, JAKARTA -- Bank Dunia merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 5,2% dari proyeksi awal tahun yang sebesar 5,3%, berkaca dari hasil analisis kuartal I/2018. Koreksi tersebut memperkuat asumsi perlambatan laju pertumbuhan ekonomi tahun ini.

Rodrigo A. Chaves, Country Director World Bank Indonesia, mengungkapkan koreksi ini seiring dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi global yang melambat dan arus perdagangan yang menurun.

"Pertumbuhan PDB Indonesia diproyeksikan mencapai 5,2% pada 2018," ujarnya di Main Hall, Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta Pusat, Rabu (6/6/2018)

Proyeksi tersebut sejalan dengan prediksi yang sebelumnya disampaikan Bank Indonesia (BI). Bank sentral telah memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada 2018 hanya akan mencapai 5,2%.

Angka tersebut berada di kisaran tengah proyeksi BI yang antara 5,1%-5,5%.

Chaves juga memperkirakan penurunan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 3,8% pada tahun lalu menjadi 3,5%. Penurunan itu disebabkan biaya impor minyak mentah yang lebih tinggi dan pelemahan mata uang.

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani, yang diundang sebagai pembicara akhir, mengungkapkan apresiasi terhadap pemaparan Bank Dunia.

"Saya mengapresiasi apa yang dilakukan Bank Dunia. Saya juga berharap kerja baik ini dapat diteruskan dan kolaborasi dapat dilanjutkan," ungkapnya.

Sri Mulyani sebelumnya memperkirakan pertumbuhan ekonomi akan berada di kisaran 5,18%-5,4% pada tahun ini.

Angka yang dikeluarkan Bank Dunia masih dalam batas kewajaran mengingat pertumbuhan ekonomi global yang melambat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper