Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jelang Rapat Kebijakan ECB, Trader Skeptis Terhadap Euro

Para pelaku pasar mata uang bertaruh potensi Bank Sentral Eropa (ECB) untuk mengumumkan waktu akhir pembelian obligasi tidak akan mampu mempertahankan reli euro.
Kantor pusat Bank Sentral Eropa (ECB) di Frankfurt, Jerman/Reuters-Alex Domanski
Kantor pusat Bank Sentral Eropa (ECB) di Frankfurt, Jerman/Reuters-Alex Domanski

Bisnis.com, JAKARTA – Para pelaku pasar mata uang bertaruh potensi Bank Sentral Eropa (ECB) untuk mengumumkan waktu akhir pembelian obligasi tidak akan mampu mempertahankan reli euro.

Pekan ini, euro telah berada di dalam jalur penguatan 1% di hadapan dolar AS, performa terbaiknya sejak Februari 2018.

Namun, pasar option memperlihatkan sedikit keyakinan dalam outlook mata uang tunggal tersebut. Padahal, nilai euro semakin menguat dari level terendahnya pada 2018 ditopang oleh sinyal yang diberikan oleh ECB terkait penghentian pelonggaran kuantitatif.

Adapun risiko pergeseran tren bagi euro memiliki indikasi bahwa investor akan membayar tambahan premi sebagai upaya melindungi pelemahan euro terhadap dolar AS menjelang rapat kebijakan The Fed dan ECB pada pekan depan.

Robert Shince, Strategis Global di Amherst Pierpont Securities LLC, menilai investor akan mendapatkan apa yang mereka inginkan dari pengumuman ECB terkait penguatan euro.

“Memasuki paruh kedua tahun ini, pasar akan berpegangan dengan fakta bahwa pengumuman ECB pekan depan – jika terjadi – tampaknya akan menjadi langkah kebijakan terakhir mereka untuk, sekiranya, tahun ini,” katanya seperti dilansir Bloomberg, Sabtu (9/6/2018).

Pada traders menjadi lebih skeptis lagi terkait prospek euro setelah 2019. Pasalnya, posisi premi untuk satu-tahun-euro-dolar untuk satu bulan semakin mendekati poin terlebarnya pada tahun ini.

Kendati median perkiraan untuk euro meningkat menjadi US$1,22 pada akhir 2018 dari US$1,17 saat ini, perbankan seperti Goldman Sachs Group Inc. dan JPMorgan Chase&Co. telah memotong target mereka dalam beberapa pekan ini.

Sinche berharap agenda bank sentral pekan depan dapat menggairahkan kembali dolar AS, yang telah lesu pekan ini setelah reli selama tujuh pekan. The Fed diperkirakan akan menaikkan suku bunga pada Rabu (13/6) dan menekankan kembali rencana mereka untuk kenaikan berikutnya dalam tahun ini.

Sehari setelahnya, ECB pun akan memulai rapat kebijakan pada Kamis (14/6). Di titik ini, traders tidak akan mengharapkan ECB untuk menaikkan suku bunga hingga pertengahan 2019.

“The Fed benar-benar mengambil peran pionir lagi di sini. Menurut kami, dengan kenaikan suku bunga The Fed pada September, kami memperkirakan kisaran euro terhadap dolar AS di antara US$1,10 dan US$1,15,” imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dwi Nicken Tari
Editor : Annisa Margrit

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper