Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Fed Rate Terkerek Lagi, Ekonom Mulai Sebut Rapat Juni BI

Bank Sentral Amerika Serikat, Federal Reserve menaikkan suku bunga acuannya 25 basis poin ke angka 2% pada Rabu atau Kamis dini hari.
Kantor Bank Indonesia./.Bisnis
Kantor Bank Indonesia./.Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA— Bank Sentral Amerika Serikat, Federal Reserve menaikkan suku bunga acuannya 25 basis poin ke angka 2% pada Rabu atau Kamis dini hari.

Pasar juga menangkap sinyal, Fed akan menaikkan suku bunga acuannya sebanyak empat kali pada tahun ini. Fed pada 2018 telah dua kali menaikkan suku bunga acuannya, pertama pada 20 Maret 2018.

“Selanjutnya dampak kenaikan the Fed ini akan bergantung kepada respons balik dari BI, ” kata Direktur Riset Center of Reform on Economy (CORE) Indonesia, Piter Abdullah Redjalam kepada Bisnis.com, Kamis (15/6/2018).

Piter memprediksi pasar akan kembali mengharapakan kenaikan BI Rate.

“Saya kira pasar akan mengharapkan BI kembali menaikkan suku bunga pada RDG bulan Juni ini,” kata Piter.

Dia mengemukakan, keputusan BI akan lebih mewarnai dampak kenaikan suku bunga the Fed terhadap pasar keuangan dalam negeri.

Seperti diketahui dari laman BI, dikemukakan rapat dewan gubernur pada bulan ini digelar pada 27 dan 28 Juni 2018.

SESUAI PREDIKSI

“Kenaikan bunga the Fed sudah diperkirakan oleh pasar,” kata Piter.

Dia mengemukakan ada banyak faktor kenapa pasar sudah memerkirakan kenaikan Fed Rate pada Juni 2018.

Yaitu mempertimbangkan indikator ekonomi khususnya inflasi yang dikisaran target 2%, dan tingkat pengangguran yang terus menurun.

“Menunjukkan bahwa perbaikan ekonomi AS lebih cepat dari perkiraan semula,” kata Piter.

Respons the Fed ternyata sesuai perkiraan pasar. Kenaikan bunga acuan menjadi 1.75% sampai dengan 2%.

LIBUR PANJANG

“Dampaknya terhadap pasar dan perekonomian Indonesia masih tertahan libur panjang Lebaran,” kata Piter.

Namun, dia mengemukakan bahwa dampaknya juga sudah sedikit banyak terkurangi oleh kenaikan suku bunga bI7DRR pada 30 Mei 2018.

“Jadi walaupun kenaikan suku bunga the Fed ini mengikis interest rate differential saya memperkirakan dampaknya relatif tidak cukup tinggi,” kata Piter.

Menurut dia, sentimen negatifnya sudah tertahan oleh libur panjang dan penurunan interest rate differential tidak begitu besar karena BI baru menaikkan suku bunga.

ECB RATE

“Saat pasar keuangan buka kembali setelah libur panjang, ada faktor lain yang juga akan berdampak, yaitu keputusan bank sentral eropa (ECB) terkait suku bunga mereka,” kata Piter.

Dia mengemukakan kalau ECB menahan suku bunga acuan, dampak kenaikan suku bunga the Fed akan relatif tidak besar.

“Tetapi kalau ECB juga ikut menaikan suku bunga tekanan terhadap pasar keuangan kita menjadi bertambah,” kata Piter.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper