Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Lebaran Diyakini Dorong Pertumbuhan Ekonomi Hingga 5,2%

Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih memprediksikan momentum lebaran atau Idulditri bisa mendorong pertumbuhan ekonomi pada kuartal II 2018 hingga 5,2%. Sebelumnya, BPS mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal pertama 2018 tumbuh sebesar 5,06% secara tahunan (yoy).
Kendaraan melintas di tanjakan Kali Kenteng, tol fungsional Salatiga, Jawa Tengah, Rabu (13/6/2018)./ANTARA-Muhammad Adimaja
Kendaraan melintas di tanjakan Kali Kenteng, tol fungsional Salatiga, Jawa Tengah, Rabu (13/6/2018)./ANTARA-Muhammad Adimaja

Bisnis.com, JAKARTA - Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih memprediksikan momentum lebaran atau Idulditri bisa mendorong pertumbuhan ekonomi pada kuartal II 2018 hingga 5,2%. Sebelumnya, BPS mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal pertama 2018 tumbuh sebesar 5,06% secara tahunan (yoy).

"Momentum Lebaran ini akan sangat penting untuk momentum pertumbuhan ekonomi setahun kita, mudah-mudahan bisa menembus 5,2%. Feeling saya sih bisa," ujar Lana, Kamis, 14 Juni 2018.

Lana melihat pada Ramadan tahun ini, perekonomian dalam negeri agak lebih bergairah ketimbang tahun lalu. Meski, geliat pasar tahun ini belum seprima dua tahun sebelumnya. Pada tahun lalu, ia melihat Indonesia kehilangan momentum Ramadan guna menggenjot pertumbuhan ekonomi.

"Karena belanjanya enggak banyak dan retailnya juga sedikit," ujar Lana. Pada tahun ini, ia merasa sektor retail masih lebih bisa diandalkan untuk mengerek petumbuhan ekonomi dalam negeri.

Apalagi, pada tahun ini pemerintah juga memberikan gaji ke-13 dan tunjangan hari raya pada pada Ramadan kali ini. Berbeda dengan tahun lalu, dimana pemerintah hanya memberikan gaji ke-13. Sehingga, pada masa itu, masyarakat yang juga dihadapkan dengan tahun ajaran baru pendidikan mesti memilih antara belanja lebaran dengan pengeluaran sekolah anak.

"Bahkan tahun lalu gaji ke-13 diberikan di Juli akhir untuk kebutuhan anak sekolah, tidak ada THR. jadi tentu orang memilih biaya sekolah anak," kata Lana. Ia melihat dengan adanya THR dan gaji ke-13 pada tahun ini masyarakat lebih leluasa dalam membelanjakan uangnya. "Pemerintah memang responsif, dari kejadian tahun lalu. Namun, apakah ini cukup, kita akan melihat hasilnya nanti."

Lana menggarisbawahi pertumbuhan 5,2 persen itu mungkin tercapai apabila pada lebaran ini masyarakat membelanjakan sekitar 60-70 persen dari duit THR-nya. Ia menyebut capaian 5,2 persen pada kuartal II sangatlah penting untuk mendorong pertumbuhan ekonomi setahun sebesar 5,15 persen. Sebab, ia menduga pada kuartal III dan IV masyarakat akan cenderung menurun konsumsinya atau cooling down.

"Habis Lebaran biasanya kita slow down, karena biasanya sudah habis di Lebaran," ujar Lana. Pada mudik kali ini, ia memperhitungkan sekitar lebih dari Rp 100 triliun uang dari kota akan terdistribusi ke daerah pada momentum mudik. Asumsinya, ada 19,5 juta pemudik dengan masing-masing membelanjakan Rp 5 juta pada momen itu.

"Juga dengan adanya peningkatan remitansi atau pengiriman uang dari luar negeri, itu akan cukup lumayan. Ini momentum terbaik, memang harus menggeliat," tutur dia.

Ekonom dari Universitas Indonesia Fithra Faisa mengatakan pertumbuhan ekonomi nasional memang masih disumbang oleh aktivitas konsumsi masyarakat. Walau, dalam beberapa tahun terakhir daya konsumsi masyarakat tidak terlalu kuat. Termasuk pada Ramadan tahun ini.

"Walaupun ada konsumsi cukup signifikan, namun belum cukup kuat mendongkrak pertumbuhan ekonomi," ujar dia. Sehingga, ia memprediksikan pada kuartal II ini, pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya sekitar 5,12 persen, didukung momentum Idulfitri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Sumber : Tempo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper