Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Fed Fund Rate Naik, Rupiah Diproyeksi Tetap Stabil

Bisnis.com, JAKARTA Ekonom PT Bank Permata Tbk. Josua Pardede keputusan Bank Sentral Amerika Serikat (The Federal Reserve/The Fed) menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 bps berdampak terhadap penguatan nilai tukar Dolar Amerika Serikat terhadap mata uang negara lainnya.
Ilustrasi/Bisnis
Ilustrasi/Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA — Ekonom PT Bank Permata Tbk. Josua Pardede keputusan Bank Sentral Amerika Serikat (The Federal Reserve/The Fed) menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 bps berdampak terhadap penguatan nilai tukar Dolar Amerika Serikat terhadap mata uang negara lainnya.

Namun demikian, Josua memprediksi nilai tukar rupiah akan tetap stabil karena Bank Sentral sudah melakukan kebijakan yang pre-emptive, front loading, dan ahead the curve dengan menaikkan suku bunga kebijakan pada Mei 2018.

“Selain itu BI juga akan tetap berada di pasar dan akan melakukan langkah-langkah dual intervensi pada pasar obligasi dan valas apabila terjadi peningkatan volatilitas di pasar keuangan dan rupiah,” katanya kepada Bisnis, Selasa (6/19/2018).

Dalam beberapa hari terakhir, lanjutnya, Indeks Dolar menguat sekitar 1,8% sejak The Fed menaikkan suku bunga acuan pada Kamis lalu. Meski demikian imbal hasil surat utang pemerintah AS cenderung menurun di kisaran 2,9%.

Hal itu berkaitan dengan kebijakan European Central Bank (ECB) yang diperkirakan akan mempertahankan tingkat suku bunga acuan yang rendah sekitar 0% hingga pertengahan 2019, lebih lama dibandingkan dengan ekspektasi awal pada akhir 2018.

Dengan kondisi tersebut, Josua memperkirakan bahwa nilai tukar rupiah pada pasar spot akan melemah pada awal perdagangan pasca libur Idulfitri karena NDF USD/IDR 1 bulan cenderung menguat 1% dalam sepekan terakhir.

Kenaikan Fed Fund Rate, menurut Josua, merupakan respons positif terhadap optimisme perbaikan ekonomi Negeri Paman Sam. Hal itu tercermin dari peningkatan proyeksi pertumbuhan ekonomi 2018 yang menjadi 2,8%, lebih tinggi dari proyeksi pada Maret. Selain itu, The Fed menurutnya juga cukup optimistis terkait indikator inflasi core PCE yang juga diproyeksikan lebih tinggi sekitar 2,0% dan 2,1% dari sebelumnya 1,9%.

“Tingkat pengangguran juga diperkirakan lebih rendah dari proyeksi sebelumnya. Proyeksi yang lebih optimis tersebut juga mencerminkan ekspektasi The Fed yang lebih optimis pada arah suku bunga acuan AS dari FOMC Maret sebelumnya.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper