Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemerintah Fokus Atasi Defisit Neraca Perdagangan

Bisnis.com, JAKARTA Pemerintah memastikan akan terus menjaga neraca perdagangan agar segera berbalik menjadi surplus.
Petugas dibantu alat berat memindahan kontainer dari kapal ke atas truk pengangkut di Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta, Selasa (17/5). JIBI/Bisnis/Dwi Prasetya
Petugas dibantu alat berat memindahan kontainer dari kapal ke atas truk pengangkut di Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta, Selasa (17/5). JIBI/Bisnis/Dwi Prasetya

Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah memastikan akan terus menjaga neraca perdagangan agar segera berbalik menjadi surplus.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, pemerintah masih berupaya menekan defisit neraca perdagangan dalam waktu yang tidak lama lagi setelah pada Mei 2018 neraca perdagangan kembali mengalami defisit sebesar US$1,52 miliar melanjutkan tren negatif April yang defisit sebesar US$1,63 miliar.

Dirinya juga mengemukakan pemerintah tentu tidak ingin berlama-lama berada dalam zona defisit dagang ini.

“Defisit perdagangan harus segera selesai. Kalau tidak, apalagi dalam situasi ancam mengancam dan perang dagang yang terjadi saat ini akan semakin memengaruhi kinerja ekonomi Indonesia,” katanya, Senin (25/6/2018).

Darmin mengatakan, pagi ini dirinya juga telah menggelar dialog dengan presiden. Ke depan, presiden memutuskan untuk terus menjaga fokus mendorong ekspor dan juga menekan impor.

Meski demikian, Darmin mengaku defisit pada Mei 2018, tingginya impor salah satunya berasal dari golongan mesin dan pesawat mekanik yang merupakan faktor musiman menjelang Lebaran sehingga membuat kinerja impor melampaui ekspor.

“Seharusnya pada Mei ini memang defisit sudah semakin mengecil tapi memang komponen konsumsi masih tinggi tapi porsinya tidak besar ya,” ujar mantan Gubernur Bank Indonesia ini.

Darmin juga menegaskan prinsipnya pemerintah tidak bisa mengganggu pertumbuhan impor jika untuk bahan baku dan bahan penolong industri.

Untuk itu, persoalan defisit harus diselesaikan dengan dua sisi yakni mendorong ekspor dan menekan impor konsumsi. Tidak bisa hanya satu sisi saja yang dibenahi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Achmad Aris
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper