Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kenaikan Pembiayaan FIF Ditopang Sepeda Motor Baru

PT Federal International Finance (FIF) Group berhasil membukukan total pembiayaan baru hingga Rp18 triliun hingga semester pertama 2018. Jumlah tersebut meningkat 5,88% di periode yang sama tahun lalu sebesar Rp17 triliun.Presiden Direktur FIF Group Margono Tanuwijaya mengatakan, lini bisnis yang paling menopang pembiayaan baru masih berasal dari sepeda motor baru.
Perusahaan pembiayaan PT Federal International Finance atau FIFGroup meresmikan kantor cabangnya di Depok, Kamis (25/8/201/)./Bisnis.com-Miftahul Khoer
Perusahaan pembiayaan PT Federal International Finance atau FIFGroup meresmikan kantor cabangnya di Depok, Kamis (25/8/201/)./Bisnis.com-Miftahul Khoer

Bisnis.com, JAKARTA - PT Federal International Finance (FIF) Group berhasil membukukan total pembiayaan baru hingga Rp18 triliun hingga semester pertama 2018. Jumlah tersebut meningkat 5,88% di periode yang sama tahun lalu sebesar Rp17 triliun.

Presiden Direktur FIF Group Margono Tanuwijaya mengatakan, lini bisnis yang paling menopang pembiayaan baru masih berasal dari sepeda motor baru.

"Memang kontribusi peningkatan itu lebih banyak ada di sepeda motor baru," kata Margono kepada Bisnis, Kamis (12/7/2018).

Dia melanjutkan, dari keseluruhan pembiayaan di semester I/2018, sepeda motor baru menyumbang kontribusi 67%, sepeda motor bekas kurang lebih 23%, dan sisanya 10% barang elektronik.

FIF Group menargetkan total pembiayaan baru sebesar Rp35 triliun hingga Rp36 triliun hingga akhir 2018, atau tumbuh sekitar 5% dibandingkan tahun lalu. Dengan demikian, hingga Juni 2018 pembiayaan baru FIF Group telah mencapai 47,22% hingga 48,5% dari target tahunan.

Sementara itu, di semester kedua ini, Margono mengatakan pihaknya masih mempertimbangkan untuk kembali menerbitkan surat utang. Pada semester lalu, FIF Group telah dua kali menerbitkan bonds, yakni bonds lokal senilai Rp3 triliun dan global bonds senilai US $300 juta.

Dia melanjutkan, kondisi pasar uang yang masih fluktuatif menjadi pertimbangan mendasar untuk kembali memperoleh pendanaan dari surat utang.

"Semester dua kami masih lihat situsasi karena kondisinya seperti ini, kami masih pertimbangkan semester dua untuk [menerbitkan] bonds karena kan kondisi bunga, pasar keuangan kan seperti ini, kami masih di dalam analisa," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Reni Lestari

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper