Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

OPINI: Peluang BUMN Industri Strategis di Pasar Global

Kiprah BUMN di sektor strategis dan pasar global mulai menunjukkan tajinya. Mimpi BUMN sebagai lokomotif kemandirian ekonomi nasional memang bukan sekadar pepesan kosong.
Sultan Brunei Hassanal Bolkiah turun dari tangga pesawat CN 295 setelah melakukan inspeksi dan mencoba cockpit pesawat terbaru buatan PT Dirgantara Indonesia itu/Bisnis-Arif Budisusilo
Sultan Brunei Hassanal Bolkiah turun dari tangga pesawat CN 295 setelah melakukan inspeksi dan mencoba cockpit pesawat terbaru buatan PT Dirgantara Indonesia itu/Bisnis-Arif Budisusilo

Bisnis.com, JAKARTA – Meskipun kondisi ekonomi tengah mengalami badai dan ketidakpastian seperti fluktuasi nilai tukar rupiah dan tekanan defisit neraca perdagangan yang melebar, kinerja dari beberapa BUMN justru menunjukkan adanya perbaikan yang cukup menggembirakan.

Seperti kutipan Malcom Gladwell, “akan selalu ada outliers yang siap memenangkan kompetisi bahkan disaat situasi sedang tak menguntungkan”. Optimisme ini muncul dikala perusahaan pelat merah yang bergerak di sektor industri strategis semakin menunjukkan tajinya di level internasional. Berbagai produk mulai dari senjata, kapal, kereta api, bahan baku baja, hingga pesawat sudah merambah pasar Afrika, Amerika, Asia Tenggara, dan Timur Tengah.

Salah satu contoh perusahaan BUMN yang sukses dalam menciptakan beragam produk ekspor tersebut adalah PT Pindad (Persero), PT PAL Indonesia (Persero), PT Inka, PT Krakatau Steel/ KS (Persero), dan PT Dirgantara Indonesia/DI (Persero).

Berdasarkan data yang diperoleh dari Kementerian BUMN, ada lima perusahaan lainnya yang terus berkembang dan siap bertarung di pasar internasional, yakni PT Dahana (Persero), PT Industri Telekomunikasi Indonesia/INTI (Persero), PT Len Industri (Persero), dan PT Industri Nuklir Indonesia/Inuki (Persero).

Anggapan bahwa BUMN hanya jago kandang tampaknya mulai pupus, ceruk pasar internasional masih terbuka lebar. Tidak hanya bersaing dari sisi harga, buktinya BUMN kini naik kelas dengan melakukan penetrasi ekspor produk-produk berkualitas tinggi. Contoh menarik adalah ekspor komponen kereta api dari Indonesia ke Amerika Serikat oleh PT Barata Indonesia.

Tidak tanggung-tanggung kontrak ekspor-nya pun terbilang cukup panjang yakni mulai tahun 2011 hingga 2021. Standar keamanan transportasi di Amerika Serikat sangat ketat, membuat tidak sembarangan perusahaan bisa menjadi pemasok komponen transportasi publik di negara tersebut. Sangat jelas bahwa kualitas produk made in BUMN diakui oleh negara maju.

Contoh lain dari BUMN yang telah sukses menembus pasar global adalah Dirgantara Indonesia dengan mengekspor pesawat jenis CN235 ke Nepal dan Senegal.

Negara di kawasan Afrika dan Asia Selatan punya karakteristik geografis yang tidak bisa dipenuhi oleh spesifikasi pesawat buatan pabrikan Eropa atau AS. Disinilah PT DI mencuat sebagai kompetitor yang punya pasar sendiri, tidak masuk dalam pasar red ocean yang berdarah-darah, tapi mampu menciptakan pasar sendiri (blue ocean strategy). Selain itu pesawat buatan PT DI juga dipesan banyak negara tetangga seperti Filipina dan Vietnam.

Dampak strategi industri strategis BUMN di pasar global tentunya sangat mendukung perekonomian domestik, terutama di sektor industri manufaktur. Penguatan sektor industri dinilai sebagai langkah tepat, karena bisa berdampak positif bagi perekonomian. Industrialisasi yang dilakukan secara masif diharapkan dapat segera memperbaiki struktur ekonomi domestik dengan basis yang lebih kuat. Sebanyak 20% produk domestik bruto (PDB) disumbang dari sektor industri, sehingga arah pertumbuhan ekonomi juga ditentukan oleh perkembangan sektor industrinya.

Kemudian jika dilihat dari sisi serapan tenaga kerja, porsi industri manufaktur bisa mencapai 13,2% dari total serapan tenaga kerja nasional atau setara 17 juta orang pada 2017. Apalagi tahun 2030 kita akan memasuki bonus demografi, tidak ada jalan lain kecuali mendorong industrialisasi nasional agar serapan tenaga kerja bisa lebih banyak dan berkualitas.

Dimana posisi BUMN? Dalam konteks peran industri nasional khususnya yang berorientasi ekspor, BUMN dapat menjadi prime mover.

Peran BUMN sebagai prime mover di ibaratkan lokomotif kereta yang mampu menggerakan sektor lainnya untuk masuk ke pasar internasional. Contohnya apabila PT Industri Kereta Api (INKA Persero) berhasil menembus Bangladesh dengan ekspor kereta api, pelaku usaha pasti berpikir bahwa pasar Bangladesh cukup bagus. Ujungnya sebagai lokomotif di pasar internasional, multiplier effect yang diciptakan dari pembukaan potensi pasar baru tersebut sangat relevan, terutama di era perang dagang AS—China.

Selain itu, pertumbuhan BUMN yang bergerak di sektor industri strategis ini juga dapat membuktikan sumber daya manusia Indonesia yang tak kalah bersaing dengan negara lain. Manfaat lain keberadaan industri strategis pun sangat diyakini akan berdampak positif bagi pertahanan dan keamanan dalam negeri.

Untuk menekan impor senjata, suku cadang dan ketergantungan alutsista militer dari negara lain misalnya, peran PT Pindad harus terus dioptimalkan.

Dengan fokus untuk mengembangkan sektor strategis tersebut maka sudah terlihat adanya perbaikan dari sisi kinerja keuangan BUMN. Dibandingkan tiga tahun lalu, kondisi BUMN dari sisi kemampuan menghasilkan revenue saat ini harus diakui lebih baik. Salah satu indikator yang dapat dilihat adalah jumlah BUMN yang masih merugi mengalami penurunan.

Tiga tahun lalu sebanyak 50% BUMN di sektor strategis masih merugi. Namun, akhir 2017 hanya ada dua BUMN yang masih merugi, yakni PT Dok & Perkapalan Kodja Bahari/DKB (Persero) dan PT Dok Perkapalan Surabaya/DPS (Persero), dan ditargetkan hingga akhir 2019 tidak ada BUMN yang merugi.

Pasar Internasional

Namun, ada beberapa catatan untuk perbaikan kinerja BUMN yang masih perlu ditingkatkan. Mulai dari peningkatan nilai aset, menjalankan PSO (Public Services Obligation) dengan peningkatan kualitas layanan hingga menjaga pertumbuhan utang korporasi tetap dalam batas terkendali.

Adapun langkah terobosan yang sudah dicapai selama ini menjadi momentum untuk mendorong kebangkitan industri strategis, termasuk untuk merebut pasar internasional.

Sekarang tinggal merumuskan strategi jitu apa yang perlu dilakukan untuk mencapai target kebangkitan industri strategis sekaligus merebut pasar internasional.

Pertama, memperkuat komitmen pemerintah, terutama Kementerian BUMN untuk memperkuat industri strategis nasional melalui revitalisasi dan restrukturisasi. Political will yang konsisten untuk perbaikan manajerial BUMN harus terus dilanjutkan. Diharapkan BUMN industri strategis semakin bagus kualitas produknya dan terbukti kompetitif bersaing dengan swasta domestik maupun internasional.

Kedua, koordinasi lintas sektoral juga penting dilakukan, bukan saja antara kementerian hingga pemerintah daerah, tetapi juga dengan pelaku usaha swasta. Tantangan ke depan yang krusial adalah mewujudkan penguatan industri strategis dan roadmap program pemerintah agar konsisten penerapannya di masa mendatang.

Ketiga, Pengembangan SDM. Kolaborasi dengan berbagai institusi pendidikan menjadi penting agar kualitas tenaga kerja yang dihasilkan sesuai dengan standar industri alias tidak terjadi missmatch. BUMN bisa memulai kerja sama misalnya dengan program pemagangan siswa SMK, kemudian memasukkan kebutuhan skill pekerja industri dalam kurikulum pendidikan vokasi hingga rekrutmen khusus lulusan vokasi di beberapa BUMN.

Terakhir, dukungan pembiayaan untuk menopang industri strategis BUMN, khususnya yang berorientasi ekspor. Jika diperlukan ada semacam kebijakan afirmatif berupa sindikasi kredit dari lembaga keuangan pemerintah untuk memberikan pinjaman dengan bunga rendah ke BUMN berorientasi ekspor.

Kesimpulannya kiprah BUMN di sektor strategis dan pasar global mulai menunjukkan tajinya. Mimpi BUMN sebagai lokomotif kemandirian ekonomi nasional memang bukan sekadar pepesan kosong.

*) Tulisan dimuat di koran cetak Bisnis Indonesia edisi Senin (16/7/2018)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper