Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tingkat Kemiskinan Indonesia Sentuh 9,82%, Terendah Sepanjang Masa

Persentase tingkat kemiskinan di Indonesia per Maret 2018 tercatat sebagai yang paling rendah sepanjang masa, yakni sebesar 9,82% atau 25,95 juta orang.
Warga beraktivitas di permukiman yang terletak di bantaran Sungai Cisadane, Bogor, Jawa Barat, Rabu (4/10)./ANTARA-Yulius Satria Wijaya
Warga beraktivitas di permukiman yang terletak di bantaran Sungai Cisadane, Bogor, Jawa Barat, Rabu (4/10)./ANTARA-Yulius Satria Wijaya

Bisnis.com, JAKARTA -- Persentase tingkat kemiskinan di Indonesia per Maret 2018 tercatat sebagai yang paling rendah sepanjang masa, yakni sebesar 9,82% atau 25,95 juta orang.

Angka kemiskinan nasional per Maret 2018 lebih rendah 633.200 orang dibandingkan dengan kondisi September 2017 yang sebanyak 26,58 juta orang atau 10,12%.

Persentase ini tidak hanya menjadi yang terendah sejak 1970, tapi juga paling kecil sejak metode perhitungan baru dilakukan pada 1998 dan pelaporan angka kemiskinan diubah pada 2011 menjadi setahun dua kali. Pelaporan angka kemiskinan dilakukan tiap Maret dan September. 

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengatakan ini pertama kalinya persentase angka kemiskinan Indonesia berada di level satu digit.

"Persentase 9,82% terendah, tetapi jumlahnya masih besar 25,95 juta orang," ujarnya dalam konferensi pers, Senin (16/7/2018).

Jika dibandingkan penyusutan yang terjadi pada periode Maret-September 2017, maka penurunan pada September 2017-Maret 2018 juga masih lebih tinggi. Pada Maret-September 2017, terjadi penurunan hingga 1,2 juta orang.

Menurut BPS, penurunan pada Maret 2018 ini masih memiliki faktor penghambat yakni harga beras dan Nilai Tukar Petani (NTP).

Harga beras yang naik tinggi membuat pengeluaran masyarakat untuk membeli beras meningkat. Sementara itu, BPS menilai NTP yang menjadi acuan daya beli petani masih cenderung datar.

Pada Mei 2018, NTP naik tipis 0,37% menjadi 101,99 dibandingkan dengan April 2018. Adapun NTP pada Juni 2018 tercatat sebesar 102,04 atau naik 0,05%.

Dengan demikian, Suhariyanto menilai pemerintah memiliki banyak pekerjaan rumah untuk menekan angka kemiskinan dengan cepat dan tepat. Pasalnya, banyak pihak yang mengeluhkan bahwa penurunan kemiskinan saat ini sangat lamban.

Berdasarkan data BPS, dia melihat program beras sejahtera (rastra) memiliki kontribusi yang baik terhadap upaya menekan angka kemiskinan. Pada 2018, penyaluran rastra dipandang jauh lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya.

"Tahun lalu buruk, BPS melakukan survei Januari-Maret itu tidak bagus. Tetapi tahun ini, lumayan bagus," tutur Suhariyanto.

Jika rastra dialihkan menjadi bantuan nontunai, maka BPS berharap kontribusinya juga bisa lebih baik.

Data BPS juga masih menunjukkan komoditas makanan berpengaruh besar pada garis kemiskinan dibandingkan komoditas non makanan. Hal ini terjadi baik di kota maupun di desa.

Jenis komoditas makanan tersebut antara lain beras, rokok kretek filter, telur ayam ras, daging ayam ras, mie instan, dan gula pasir. Sumbangan makanan terhadap garis kemiskinan Maret 2018 mencapai 73,48%.

"Angka ini naik dibandingkan kondisi September 2017, yang sebesar 73,35%," sebutnya.

Oleh karena itu, upaya terus menjaga inflasi bahan makanan sangat diperlukan.

Dari sisi wilayah, jumlah penduduk miskin di perkotaan berkurang 128.200 orang menjadi 10,14 juta orang pada Maret 2018. Jika dilihat dari sisi persentase, BPS mencatat angkanya menyusut dari 7,26% pada September 2017 menjadi 7,02% pada Maret 2018.

Di perdesaan, jumlah penduduk miskinnya terpangkas 505.000 orang menjadi 15,81 juta orang. Di sisi persentase, angkanya turun dari 13,47% pada September 2017 menjadi 13,2% pada Maret 2018. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Hadijah Alaydrus
Editor : Annisa Margrit

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper