Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Suku Bunga ECB Diperkirakan Baru Naik Oktober 2019

Saya menyadari pentingnya panduan untuk masa depan, tetapi di sisi lain, akan lebih bijaksana untuk tidak mengambil keputusan kebijakan moneter terlalu cepat jika tidak dibutuhkan.
Kanptr pusat Bank Sentral Eropa (ECB) di Frankfurt, Jerman/Reuters-Alex Domanski
Kanptr pusat Bank Sentral Eropa (ECB) di Frankfurt, Jerman/Reuters-Alex Domanski

Bisnis.com, JAKARTA – Bank Sentral Eropa (ECB) dinilai berhasil menyampaikan komunikasi yang baik kepada pasar terkait langkah kebijakan moneternya. Namun, Gubernur Bank Sentral Finlandia Olli Rehn menyarankan sebaiknya ECB tidak terburu-buru di dalam menentukan langkah kebijakan moneter.

Rehn yang menggantikan Erkki Liikanen sebagai Gubernur Bank Sentral Finlandia pekan lalu mendukung ekspektasi pasar saat ini, bahwa ECB akan menaikkan suku bunga pertamanya pada Oktober 2019. Namun, dia menegaskan, keputusan ECB sebaiknya dibuat dengan mempertimbangkan data ekonomi yang terjadi selama masa intervensi (intervening time).

“Menurut saya, sangat penting untuk mengambil sikap yang bergantung dengan data untuk membuat suatu keputusan,” ujarnya, seperti dikutip Reuters, Rabu (18/7/2018).

Adapun ECB di dalam rapat kebijakannya bulan lalu telah memutuskan untuk mengakhiri program pembelian obligasi sebesar 2,6 triliun euro (US$3,0 triliun) pada akhir tahun. Selain itu, para pembuat kebijakan juga menahan suku bunga di level terendahnya “hingga musim panas tahun depan”. Oleh karena itu, investor mulai menetapkan harga bahwa kenaikan pertama akan terjadi pada Oktober 2019.

“Saya menyadari pentingnya panduan untuk masa depan, tetapi di sisi lain, akan lebih bijaksana untuk tidak mengambil keputusan kebijakan moneter terlalu cepat jika tidak dibutuhkan,” tambah Rehn.

Pekan lalu, Reuters sempat melaporkan bahwa para pembuat kebijakan ECB mulai terpecah-belah di dalam menentukan waktu kenaikan suku bunga pertamanya sejak 2011.

Beberapa sumber menyatakan, kenaikan suku bunga yang akan menjadi titik balik dari stimulus moneter di Eropa itu secepatnya dapat dilakukan pada awal Juli 2019. Sementara yang lain menilai kenaikan suku bunga baru dapat dilakukan pada musim gugur tahun depan.

Rehn yang menjabat sebagai pejabat ekonomi utama Uni Eropa selama masa kriris utang Zona Euro pun menyebut interpretasi pasar sudah benar bahwa kenaikan pertama kemungkinan besar dilakukan pada Oktober tahun depan.

“ECB memperlihatkan bahwa aksi dan komunikasinya telah disampaikan dengan benar dan kredibel… Pasar juga tampaknya berhasil mengartikan panduan ECB tersebut,” kata Rehn.

Adapun mengenai prospek perekonomian Eropa, Rehn menilai fundamental Benua Biru masih bagus kendati eskalasi perang dagang antara AS dan China dapat membawa ‘awan hitam’ ke dalam outlook-nya.

“Di dalam proteksionisme, kami melihat perubahan dari retorika menjadi realita. Sejauh ini [di Eropa] telah menerima dampak negatif untuk keyakinan bisnis, namun belum terlalu buruk,” ungkapnya.

Sementara itu, Rehn yang juga berpartisipasi di dalam perencanaan serikat perbankan di UE meminta agar Zona Euro segera menyelesaikan masalah tersebut secepatnya. “Kita harus segera merampungkan skema [serikat perbankan] sebelum tertimpa resesi berikutnya,” tutur Rehn.

Adapun bulan lalu para pemimpin UE telah gagal mencapai kesepakatan untuk menyelesaikan skema asuransi deposito untuk zona euro, sebagain besar disebabkan oleh penolakan dari Jerman. (Reuters/Dwi Nicken Tari)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dwi Nicken Tari
Editor : Fajar Sidik

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper