Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Suku Bunga Naik, Hasil Investasi Asuransi Umum Ikut Terkerek

Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) memproyeksi hasil investasi industri asuransi kerugian dapat tumbuh dua digit pada Desember 2018, seiring dengan kenaikan Bank Indonesia 7-Days Reverse Repo Rate (7DRRR) ke level 5,25% pada akhir Juni lalu.
Ilustrasi
Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA - Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) memproyeksi hasil investasi industri asuransi kerugian dapat tumbuh dua digit pada Desember 2018, seiring dengan kenaikan Bank Indonesia 7-Days Reverse Repo Rate (7DRRR) ke level 5,25% pada akhir Juni lalu.

Direktur Eksekutif AAUI Dody Achmad Sudiyar Dalimunthe menyampaikan, kenaikan BI-7DRRR yang akan berpengaruh terhadap suku bunga perbankan, akan berimbas positif pula terhadap hasil investasi perusahaan asuransi umum. Pasalnya, jenis instrumen investasi yang banyak digunakan oleh perusahaan asuransi umum adalah deposito yang merupakan produk perbankan serta bunga surat berharga negara (SBN).

Perusahaan asuransi kerugian memiliki portofolio investasi di instrumen deposito dan SBN yang cukup besar. Data statistik asuransi Mei 2018 Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatatkan, portofolio investasi industri asuransi kerugian di instrumen deposito berjangka mencapai 34,9%. Sementara itu, portofolio investasi di instrumen surat berharga negara sebesar 13,4%. 

“Ada kemungkinan hasil investasi yang dinikmati perusahaan asuransi pada tahun ini akan meningkat.”

Di sisi lain, jika kenaikan suku bunga ini berhasil menciptakan pasar finansial yang stabil, instrumen investasi lainnya seperti obligasi, reksadana, dan saham juga akan terpengaruh positif. 

Dengan demikian, jika tingkat yield investasi diasumsikan stabil pada level 7,3% dan jumlah dana yang diinvestasikan terus tumbuh di tingkat normal, hasil investasi akan tumbuh sekitar 10% year on year. Sebagai informasi, hasil investasi pada Desember 2017 tumbuh sebesar 9,7%. 

“Asumsi dari proyeksi ini adalah tidak ada perubahan struktural pada perekonomian, pasar saham, dan pasar modal. Jika di semester II terjadi perbaikan pada fakto-faktor tadi, maka tingkat pertumbuhan hasil investasi berpotensi bisa lebih dari 10%,” kata Dody. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Azizah Nur Alfi
Editor : Anggi Oktarinda
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper