Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bank Mandiri Pun Batal Biayai Akuisisi Saham Freeport

Divestasi 51% saham PT Freeport Indonesia oleh PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) sedianya akan dibiayai melalui sindikasi perbankan yang termasuk di dalamnya Himpunan Bank Milik Negara (Himbara).
Direktur Utama PT Bank Mandiri Tbk. Kartika Wirjoatmodjo memberikan sambutan pada pembukaan Seminar Reformasi Pajak di Jakarta, Senin (30/10)./JIBI-Dwi Prasetya
Direktur Utama PT Bank Mandiri Tbk. Kartika Wirjoatmodjo memberikan sambutan pada pembukaan Seminar Reformasi Pajak di Jakarta, Senin (30/10)./JIBI-Dwi Prasetya

Bisnis.com, JAKARTA - Divestasi 51% saham PT Freeport Indonesia oleh PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) sedianya akan dibiayai melalui sindikasi perbankan yang termasuk di dalamnya Himpunan Bank Milik Negara (Himbara).

Menyusul keterangan dari PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. dan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. yang menyatakan tidak ikut bergabung di dalam sindikasi pembiayaan, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. ternyata juga menyatakan hal serupa.

Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo mengatakan, alasan perseroan batal ikut ke dalam sindikasi pembiayaan dengan nilai yang ditaksir sebesar US$3,85 miliar atau sekitar Rp53 triliun itu karena keterbatasan likuditas valas.

"Kalau sumbernya menggunakan yang ada di dalam negeri, nanti malah mengganggu pasokan dolar AS di dalam negerinya. Makanya kami sampaikan mungkin bank asing lebih diprioritaskan dulu," ujarnya di Jakarta, Kamis (19/7/2018).

Per Juni 2018, dana pihak ketiga (DPK) Bank Mandiri dalam valuta asing (valas) mengalami pertumbuhan untuk dana deposito dan tabungan. Namun, nilainya jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan DPK rupiah.

Dari total penghimpunan dana sebesar Rp803 triliun pada semester I/2018, DPK dalam denominasi valas hanya sebesar Rp117,8 triliun.

Tiko, sapaan akrabnya, mengatakan industri perbankan saat ini masih akan mengerem kredit valas akibat rasio likuiditas (loan to deposit ratio/LDR) valuta asing di hampir semua bank yang mengalami kenaikan.

Opsi meningkatkan likuiditas dengan pinjaman bilateral dan penerbitan surat utang dinilainya kurang efektif untuk membiayai akuisisi tersebut. Langkah tersebut, kata Tiko, justru akan mempengaruhi kenaikan beban biaya dana (cost of fund) perseroan.

"Sehingga ke depan kemampuan kami untuk mendanai proyek valas kemungkinan akan sedikit terkendala," katanya.

Dia mengakui, Bank Mandiri sebelumnya sempat melakukan pembicaraan terkait dengan sindikasi kredit dengan PT Inalum untuk akuisisi saham Freeport Indonesia, tetapi prosesnya belum mengerucut hingga ke tahap penawaran.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper