Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Semester I/2018, Asuransi Asoka Mas Raup Premi Rp457 Miliar

PT Asuransi Asoka Mas meraup total pendapatan premi senilai Rp457 miliar pada Semester I/2018. Direktur Utama Asoka Mas Yulianto Hengki menjelaskan capaian tersebut tumbuh 5,54% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Bisnis.com, JAKARTA - PT Asuransi Asoka Mas meraup total pendapatan premi senilai Rp457 miliar pada Semester I/2018. Direktur Utama Asoka Mas Yulianto Hengki menjelaskan capaian tersebut tumbuh 5,54% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

"Year to date [ytd] sampai Juni 2018 sudah Rp457 miliar dan masih dominan di [asuransi] properti," kata Hengky kepada Bisnis.com, Kamis (26/7/2018).

Pada tahun ini Asoka Mas menargetkan total pendapatan premi sebesar Rp1,33 triliun, atau tumbuh 20,9% dibandingkan realisasi 2017 sebesar Rp1,1 triliun.

Dengan demikian, hingga semester pertama tahun ini perseoran mencatatkan realisasi pendapatan premi 34,36% dari target tahunan.

Adapun pendapatan premi perseoran masih didominasi oleh asuransi properti atau kebarakan sebesar 45%, diikuti dengn asuransi kendaraan sebesar 20%, marine cargo 20% dan sisanya asuransi lain-lain.

Meskipun pada semester pertama ini pihaknya tidak mampu melampaui 50% dari target tahunan, Hengky mengaku optimistis bakal dapat menggenjot kinerja di paruh kedua.

Sebab, pada semester II biasanya terdapat perpanjangan bisnis dalam jumlah yang cukup besar. Lebih lanjut untuk menggenjot pendapatan premi, Asoka Mas juga masih akan mengoptimalkan lini bisnis properti dengan mendorong pengembangan jalur broker, baik yang eksisting maupun yang baru.

"Kami masih optimis mencapai target Rp1,33 triliun, karena semester II banyak renewal cukup besar. Kami juga tetap akan fokus pada sumber bisnis broker," lanjutnya.

Sementara itu, berdasarkan data Asosiasi Asuransi Umum Indonesia, pada kuartal I/2018 premi bruto asuransi properti mencapai Rp3,7 triliun. Realisasi tersebut mengalami pertumbuhan negatif sebesar -10,4% dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp4,1 triliun.

Berdasarkan catatan AAUI, pertumbuhan negatif tersebut disebabkan karena perusahaan-perusahaan asuransi yang menjual produk ini melepas beberapa portofolio yang sudah tidak menguntungkan. Ke depan, asuransi umum dapat meningkatkan prosi bisnis properti residensial di dalam portofolionya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Reni Lestari
Editor : Anggi Oktarinda
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper