Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BI Klaim Cover 60% Transaksi E-commerce

Bisnis.com, NUSA DUA Bank Indonesia mengklaim sudah mampu meng-cover 60% dari total transaksi berjalan yang ada di elektronik daring atau e-commerce setiap harinya.

Bisnis.com, NUSA DUA — Bank Indonesia mengklaim sudah mampu meng-cover 60% dari total transaksi berjalan yang ada di elektronik daring atau e-commerce setiap harinya.

Data-data transaksi tersebut berperan penting bagi bank sentral dalam membentuk leading indikator ekonomi pada masa depan.

Direktur Eksekutif Departemen Statistik Bank Indonesia (BI) Yati Kurniati mengatakan, meski demikian masih ada sejumlah tantangan besar yang harus dihadapi. Utamanya yakni akses pada data secara detail.

Pasalnya, masih banyak korporasi dan portal digital yang enggan membagi angka transaksi secara rinci.

"Big data yang agregate itu kurang bermanfaat. Jadi kalau mau ingin tahu behavior, dari e-commerce dilakukan kita harus punya akses secara granular. Saat ini kita sudah meng-cover 60% transaksi," katanya, Kamis (26/7/2018).

Yati mengemukakan, dengan data yang granual maka BI akan mudah mengindikasi sektor dan jenis apa saja yang sedang diminati, cakupan lokasi yang berminat, berikut profil peminatnya. Dari sana, akan terbentuk demand dan supply pasar dengan sumber ekstrak data dari portal online dan koran-koran online.

Selain itu, bank sentral juga akan lebih cepat mendapat ekstrak informasi tentang persepsi masyarakat terhadap satu isu serta tendensi masyarakat terhadap isu-isu lainnya.

"Itu lebih cepat diproses kalau kita bisa meng-capture secara online," ujarnya.

BI, menurut Yati, sudah menjamin proses pengambilan data dari situs daring ini mengalami proses yang panjang dengan kecanggihan algoritma dan teknologi.

Adapun 80% dari proses itu adalah kegiatan cleansing atau penyaringan dan penghapusan informasi yang tidak akurat.

Sementara itu, kelemahan lain dari penggunaan big data dalam proses penghimpunan data transaksi e-commerce yakni belum mampu mengidentifikasi jenis UMKM yang formal ataupun tidak formal.

Prinsipnya, kegiatan ini hanya meng-capture dari pemberitaan media massa. BI tidak mampu masuk pada tahapan profil aset atau jenis perusahaan.

"Itu kelemahan, tidak semua kita bisa cover. tapi kita bisa cover transaksi, orang kan visit dalam sebulan bisa sampai jutaan tapi yang real transaction hanya 10% saja," tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Achmad Aris

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper