Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Manfaatkan Big Data, BI Gunakan Empat Indikator ini

Bisnis.com, NUSA DUA Bank Indonesia menggunakan empat indikator dalam memanfaatkan kecanggihan Big Data guna pengambilan kebijakan.
Deputi Gubernur BI Erwin Rijanto dan Direktur Eksekutif Departemen Statistik BI Yati Kurniati dalam jumpa media Seminar Internasional Big Data di Nusa Dua, Bali, Kamis (26/7/2018) | Bisnis/Ipak Ayu
Deputi Gubernur BI Erwin Rijanto dan Direktur Eksekutif Departemen Statistik BI Yati Kurniati dalam jumpa media Seminar Internasional Big Data di Nusa Dua, Bali, Kamis (26/7/2018) | Bisnis/Ipak Ayu

Bisnis.com, NUSA DUA — Bank Indonesia menggunakan empat indikator dalam memanfaatkan kecanggihan Big Data guna pengambilan kebijakan.

Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Erwin Rijanto mengatakan, empat indikator tersebut merupakan proses dalam pembangunan pondasi yang kokoh untuk pemanfaatan big data.

Dengan demikian, pengembangan ini masih dalam tahap proyek percobaan sebagai dasar mendukung proses perumusan kebijakan BI.

"Keempatnya yakni indikator job vacancy, pasar properti, identifikasi struktur keterkaitan pelaku dalam sistem pembayaran, dan persepsi masyarakat terhadap perekonomian Indonesia, maupun ekspektasi masyarakat terhadap kebijakan Bank Indonesia," katanya, Kamis (26/7/2018).

Direktur Eksekutif Departemen Statistik BI Yati Kurniati menambahkan, pada indikator pertama yakni job vacancy, pihaknya menggunakan sumber data tidak terstruktur berupa teks iklan lowongan pekerjaan di portal lowongan pekerjaan online dan media cetak.

Sumber data tersebut berpotensi digunakan sebagai leading indicator untuk poin ketenagakerjaan yang kini tersedia secara 6 bulanan

Kedua, indikator pasar properti. Proyek ini akan menjadi pelengkap survei harga properti 3 bulanan BI yang telah rutin dirilis.

"Properti juga sebagai leading indicator, sekarang kami sudah covering sekitar 55 kota besar baik yang tersedia di portal online, maupun yang kita text mining dari koran-koran. Sementara kalau lowongan tenaga kerja banyak dibuka itu berarti ekonomi sedang growing," katanya.

Ketiga, identifikasi struktur keterkaitan pelaku dalam sistem pembayaran. Berbeda dengan dua proyek sebelumnya, proyek ini menggunakan sumber data terstruktur berupa data transaksi Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (BI-RTGS).

Hasil pengolahan data ini kemudian digunakan sebagai indikator untuk pengawasan dalam rangka memitigasi risiko sistemik di sistem keuangan.

Keempat, identifikasi persepsi masyarakat terhadap perekonomian Indonesia, maupun ekspektasi masyarakat terhadap kebijakan Bank Indonesia.

Proyek ini menghasilkan indikator ketidakpastian atas kebijakan ekonomi yang disebut indeks Economic Policy Uncertainty (EPU).

Yati mengatakan, saat ini BI telah secara rutin mengolah data-data mentah tersebut setiap bulan. Rencananya, hasil olahan data mentah itu akan dipublikasikan di portal Bank Indonesia secara rutin dengan kalender penerbitan tertentu.

Menurutnya, BI juga akan terus berkomunikasi dengan industri-industri terkait agar mereka juga bisa mengakses data. Dengan demikian, data tersebut bisa digunakan untuk kepentingan industri dan memperluas akses BI.

Sementara itu, saat ini tak hanya Bank Indonesia, ada sekitar 30% bank sentral di dunia turut memanfaatkan big data. Keutamaan pengembangan Big Data yakni menutup kesenjangan data.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Achmad Aris

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper