Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bertemu Taipan, Presiden Jokowi Singgung Penguatan Rupiah

Presiden Joko Widodo meminta para eksportir untuk membawa lebih banyak dolar ke Indonesia sehingga mendukung upaya pemerintah dalam stabilisasi rupiah.
Presiden Joko Widodo (tengah) memberi keterangan, seusai meninjau Hari Koperasi Nasional Expo 2018 di International Convention Exhibition, Tangerang, Kamis (12/7/2018)./JIBI-Amanda Kusumawardhani
Presiden Joko Widodo (tengah) memberi keterangan, seusai meninjau Hari Koperasi Nasional Expo 2018 di International Convention Exhibition, Tangerang, Kamis (12/7/2018)./JIBI-Amanda Kusumawardhani

Bisnis.com, BOGOR — Presiden Joko Widodo meminta para eksportir untuk membawa lebih banyak dolar ke Indonesia sehingga mendukung upaya pemerintah dalam stabilisasi rupiah.

Hal itu dikemukakan Menteri Keuangan Sri Mulyani bahwa Presiden Jokowi mengundang sekitar 40 eksportir untuk membahas peningkatan ekspor dan penguatan ekonomi nasional dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi global.

"Pak Presiden mengajak para pengusaha untuk tetap fokus pada usahanya dan ekspor yang ditingkatkan. Dengan competitiveness, kita dapat mengatasi penguatan dolar dan kita perlu menggunakan kesempatan dengan baik," kata Sri Mulyani di Istana Bogor, Kamis (26/7/2018).

Terkait dengan upaya stabilisasi rupiah, secara khusus Presiden menginginkan agar para pengusaha tersebut dapat membawa lebih banyak dolar dan mencairkannya di Indonesia.

"Dari para pengusaha sebetulnya mengatakan devisa masuk sebagian untuk beli bahan baku lagi atau bayar kewajiban. Kami ingin sampaikan bahwa pemerintah bertugas menjaga stabilitas ekonomi," ujarnya.

Pada pertemuan tersebut, Presiden diucapkannya juga ingin mendengar masukan dari pengusaha terkait sejumlah kebijakan yang telah dikeluarkan oleh pemerintah.

Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani mengungkapkan masih ada sekitar 15% selisih devisa yang belum masuk ke Indonesia.

"Kata Presiden, masih ada selisih 15% yang harus dikembalikan dari perolehan devisa hasil ekspornya. Jadi yang masuk 85%," jelasnya.

Menurutnya, angka 15% devisa yang masih tertahan di luar negeri tersebut masih merupakan angka yang wajar. Pasalnya, Hariyadi menambahkan 15% devisa yang tertahan masih dibutuhkan untuk berbagai kebutuhan antara lain modal kerja dan pembayaran utang dalam valuta asing.

"Kalau versinya kita enggak begitu, namanya devisa ya pasti kembali. Kecuali sebagian ditahan karena ada pembayaran dalam valuta asing," tuturnya.

Dalam pertemuan tersebut, setidaknya sejumlah taipan nasional hadir untuk memenuhi undangan Presiden Jokowi antara lain pemilik grup Djarum Budi Hartono, pemilik Rajawali Corpora Peter Sondakh, Bos Garuda Food Grup Sudhamek Agoeng Waspodo Soenjoto, Presiden Direktur Adaro Energy Garibaldi Thohir 'Boy Thohir', Pemilik Medco Group Arifin Panigoro, dan Pemimpin Wings Group Eddy William Katuari.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper