Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Analisa Bank UOB Indonesia Soal Rupiah & Antisipasi Nilai Tukar

PT Bank UOB Indonesia (UOB Indonesia) memprediksikan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan stabil bertengger di Rp14.600 sampai akhir tahun ini.
Bank UOB Indonesia./Istimewa
Bank UOB Indonesia./Istimewa

Bisnis.com, SURABAYA – PT Bank UOB Indonesia (UOB Indonesia) memprediksikan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan stabil bertengger di Rp14.600 sampai akhir tahun ini.

Chief Economist UOB Indonesia, Enrico Tanuwidjaja mengatakan banyak faktor eksternal yang menyebabkan rupiah terus terdepresiasi yakni karena adanya gejolak pasar keuangan, yang mana ada ketegangan perdagangan antara AS dan China sampai kenaikan suki bunga dari Bank Sentral AS The Fed.

"Bahkan sampai pertengahan 2019, kami memprediksi rupiah akan terus terdepresiasi sampai Rp14.800 terhadap dolar AS," ujarnya saat konferensi pers UOB Indonesia Economic Outlook 2018: Resilient Economy in a Turbulent World, Kamis (26/7/2018).

Dia mengatakan meski rupiah melemah tapi bagi Indonesia sampai saat ini belum terlihat langsung dampaknya, meski pengusaha importir cukup was-was terhadap biaya-biaya tinggi.

"Kalau masyarakat biasa seperti kita kalau tidak ada konsumsi luar negeri ya tidak masalah, ini bukan krisis," katanya.

Enrico menegaskan bahwa yang perlu dilakukan dalam menghadapi pelemahan rupiah yakni memperbaiki dan melakukan pendalaman pasar modal supaya suplai dolar masuk lebih banyak.

"Tidak bisa dipungkiri bahwa kita masih butuh pendanaan dari asing, makanya BI menaikkan bunga karena menjaga imbal hasil real agar portofolio asing datang kembali," imbuhnya.

Dia menambahkan saat ini berbagai proyek infrastruktur serta peningkatan dalam hal kemudahan berinvestasi seperti Online Single Submission (OSS) juga sudah diluncurkan. OSS merupakan sistem aplikasi elektronik untuk seluruh registrasi bisnis dan percepatan proses perizinan.

"Rangkaian reformasi kebijakan juga telah memperkuat daya saing perekonomian Indonesia yang terlihat dari ditingkatkannya berbagai kapasitas strategis, seperti peraturan untuk kemudahan berbisnis, reformasi pajak, dukungan terhadap usaha kecil dan menengah, serta pertumbuhan ekonomi digital dan e-commerce di Indonesia,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Peni Widarti
Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper