Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BFI Finance Bukukan Pertumbuhan Laba Sebesar 33,65%

PT BFI Finance Indonesia Tbk. meraup laba bersih Rp702,80 miliar pada semester I/2018. Capaian tersebut meningkat 33,65% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp525,85 miliar.
Director Finance and Corporate Secretary PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFI) Sudjono (kiri) didampingi Kuasa Hukum BFI Hotman Paris Hutapea memberikan tanggapan terkait pengumuman yang disampaikan oleh Kantor Hukum Hutabarat Halim & Rekan selaku kuasa hukum PT Aryaputra Teguharta (PT APT) di Jakarta, Selasa (31/7/2018)./JIBI-Nurul Hidayat
Director Finance and Corporate Secretary PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFI) Sudjono (kiri) didampingi Kuasa Hukum BFI Hotman Paris Hutapea memberikan tanggapan terkait pengumuman yang disampaikan oleh Kantor Hukum Hutabarat Halim & Rekan selaku kuasa hukum PT Aryaputra Teguharta (PT APT) di Jakarta, Selasa (31/7/2018)./JIBI-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA - PT BFI Finance Indonesia Tbk. meraup laba bersih Rp702,80 miliar pada semester I/2018. Capaian tersebut meningkat 33,65% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp525,85 miliar.

Direktur IT dan Keuangan BFI Finance Sudjono mengatakan, pertumbuhan laba bersih pada semester pertama 2018 tercapai berkat peningkatan pendaptaan total pendapatan bruto sebesar 29% atau sebesar Rp540 miliar, berasal dari pendapatan bunga dan pendapatan berbasis fee atas pembiayaan baru.

"Pendapatan bunga dan pendapatan berbasis fee tumbuh sebesar 26,4% year-on-year atau mencapai Rp8,6 triliun," kata Sudjono kepada Bisnis, Kamis (2/8/2018).

Selain itu, lanjut Sudjono, perseroan juga berhasil mempertahankan tingkat bunga rata-rata yang dibebankan kepada konsumen berkat perbaikan komposisi produk yang lebih ritel dan memberikan imbal hasil yang lebih tinggi.

Disisi lain, suku bunga pinjaman, baik yang berasal dari perbankan maupun obligasi menurun cukup signifikan sepanjang semester pertama tahun ini dibanding semester I/2017 .

Sudjono melanjutkan, pertumbuhan biaya operasional dan penyisihan kredit bermasalah tetap terkendali sebesar 26% atau senilai Rp318 milyar, meskipun terdapat kenaikan sejalan dengan peningkatan aktivitas perusahaan. Tingkat kredit macet atau non performing financing (NPF) berada pada kisaran 1,27%.

"NPF kami jauh di bawah rata-rata industri yang saat ini masih diatas 3%," lanjutnya.

Nilai NPF yang terkendali tersebut berdampak pada peningkatan laba sebelum pajak maupun sesudah pajak sebesar 34%, masing-masing Rp881,07 miliar dan Rp702,80 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Reni Lestari
Editor : Anggi Oktarinda

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper