Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Merger BTPN-SMBCI, Ekonom UGM: Baik Bagi Masa Depan Perbankan

Merger PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk. (BTPN) dan PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia (SMBCI) akan berdampak positif dan saling melengkapi satu sama lain. Konsolidasi ini membuat bank gabungan bakal memiliki layanan lengkap.
Pekerja membersihkan logo PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) Tbk di Jakarta, Kamis (2/11)./JIBI-Nurul Hidayat
Pekerja membersihkan logo PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) Tbk di Jakarta, Kamis (2/11)./JIBI-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA – Merger PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk. (BTPN) dan PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia (SMBCI) akan berdampak positif dan saling melengkapi satu sama lain. Konsolidasi ini membuat bank gabungan bakal memiliki layanan lengkap.

Kepala Pusat Studi Ekonomi dan Kebijakan Publik Universitas Gadjah Mada Tony Prasetiantono menyatakan ada sejumlah alasan yang membuat proses konsolidasi BTPN-SMBCI sangat bermanfaat.

Menurutnya, BTPN mempunyai kekuatan di sektor pengelolaan dana pensiun serta usaha kecil dan mikro. Bergabung dengan SMBCI akan membuat perseroan mendapatkan mitra yang miliki kapasitas besar dalam hal permodalan dari bank berkaliber duni yaitu Sumitomo Mitsui Banking Corporatino (SMBC).

Dengan demikian kombinasi BTPN dengan SMBCI bakal menciptakan lembaga keuangan baru yang tergolong ke dalam Bank Umum Kelompok Usaha (BUKU) IV yang memiliki layann lengkap seperti korporasi, menengah atau komersial, UKM, pensiunan, dan mikro. “Ini akan baik bagi masa depan perbankan itu,” kata Tony dalam keterangan tertulis yang diterima Bisnis, Kamis (2/8).

Selain itu SMBC punya komitmen kuat untuk memperbesar bisnis tradisional yang menjadi usaha inti BTPN. Bank hasil merger pun akan mendapatkan suntikan tenaga baru.

Berdasarkan neraca keuangan per 31 Mei 2018 dari kedua bank, estimasi total aset konsolidasi dapat mencapai Rp179 triliun.

Adapun BTPN dan SMBCI telah menyerahkan seluruh dokumen rencana penggabungan kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Setelah mendapatkan persetujuan dari otoritas, BTPN akan meminta persetujuan dari pemegang saham melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB). Manajemen menargetkan awal 2019 bank hasil merger siap beroperasi.

Para pemegang saham sudah setuju untuk tetap menggunakan nama dagang BTPN dengan mengusung visi baru menjadi bank pilihan utama di Indonesia. Dia berharap bank baru ini akan memberikan perubahan signifikan, terutama dengan dukungan teknologi digital.

Setelah proses merger rampung, dengan asumsi tidak ada pemegang saham BTPN dan SMBCI yang akan menjual saham miliknya, SMBC akan memiliki 56,43% saham. Kemudian Summit Global Capital Management B.V 14,34%.

PT Bank Negara Indonesia (Perser) Tbk. dan PT Bank Central Asia Tbk., masing-masing memiliki 0,15% dan 0,28%. Sementara itu masyarakat dengan kepemilikan masing-masing di bawah 5%, mendapat porsi 27,63%. Selanjutnya saham tresusi 1,17%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper