Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perry Warjiyo Tetap Yakin Kredit Perbankan Bakal Tumbuh 12%

Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo mengatakan pihaknya masih memproyeksi kenaikan 10%-12% untuk kredit perbankan, dan 10%-11% untuk dana pihak ketiga.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo (tengah) berbincang dengan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Mirza Adityaswara (kanan), disaksikan Deputi Gubernur Erwin Rijanto, sebelum penjelasan Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia, di Jakarta, Jumat (29/6/2018)./JIBI-Endang Muchtar
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo (tengah) berbincang dengan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Mirza Adityaswara (kanan), disaksikan Deputi Gubernur Erwin Rijanto, sebelum penjelasan Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia, di Jakarta, Jumat (29/6/2018)./JIBI-Endang Muchtar

Bisnis.com, JAKARTA — Bank Indonesia mengaku masih menaruh optimistis untuk kinerja perbankan masih akan tumbuh 12% pada tahun 2018 ini terutama berkaca dari laporan kinerja perbankan nasional semester I/2018.

Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo mengatakan pihaknya masih memproyeksi kenaikan 10%-12% untuk kredit perbankan, dan 10%-11% untuk dana pihak ketiga.

"Kami optimis masih akan tumbuh, apalagi mengenai intermediasi perbankan dipastikan sudah semakin baik," katanya, Jumat (3/8/2018).

Perry menyebut data per Juni 2018 menunjukkan kredit tumbuh 10,8% secara tahunan (yoy), lebih tinggi dari bulan sebelumnya yaitu 10,1%. Demikian juga dana pihak ketiga juga naik menjadi 7% dari bulan sebelumnya 6,5%.

Selain itu, kualitas kredit juga terjaga baik yang tercermin dari NPL cukup rendah 2,67%, dan belum memperhitungkan relaksasi mengenai uang muka, financing to funding ratio, atau rasio intermediasi perbankan.

Sementara itu, Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah mengatakan kinerja perbankan pada paruh kedua 2018 ini dinilai masih akan berat dan sulit untuk mencapai pertumbuhan yang lebih tinggi dari tahun lalu.

Hal ini berdasarkan cerminan dari laporan kinerja semester I/2018 yang rerata memang menurun. Meski tidak semua bank mengalami penurunan, tetapi yang tumbuh pun tidak menunjukkan persentase yang menggembirakan.

Piter mengakui tahun lalu sudah menjadi rekor laba tertinggi pertumbuhan perbankan, sehingga jika mengharapkan hal yang sama atau lebih pada tahun ini akan sulit.

Apalagi, persoalan tahun ini lebih kompleks dari tahun lalu. Tekanan datang dari berbagai sisi utamanya suku bunga dan nilai tukar yang jatuh.

Meski demikian, Piter masih memastikan kredit akan bertumbuh baik hingga akhir tahun nanti. Hal itu juga akan diikuti suku bunga yang naik dengan tetap dapat mempertahankan NIM supaya mendapatkan laba yang lebih besar.

"Kinerja kredit utamanya dari konsumsi yang didukung pelonggaran LTV. Untuk itu paling penting yang harus dilakukan adalah inovasi dari tiap bank untuk mendesain produk semenarik mungkin," ujarnya

Piter mencontohkan salah satu yang bisa dilakukan adalah memberikan tenor pinjaman yang lebih tinggi. Misalkan pada kredit properti bisa dilakukan hingga 50 tahun seperti di Jepang meski harus tetap sesuai koridor yang diberikan oleh pemangku kebijakan baik BI/OJK.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper