Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indonesia Optimistis Evaluasi GSP Berakhir Manis

Pemerintah Indonesia menyatakan keoptimisannya terhadap hasil evaluasi Amerika Serikat terkait pemberian keringanan bea masuk ekspor sejumlah produk (generalized system of preferences/GSP).
Menteri Perdagangan Republik Indonesia Enggartiasto Lukita saat membuka Pasar Kreasi Indonesia/Istimewa
Menteri Perdagangan Republik Indonesia Enggartiasto Lukita saat membuka Pasar Kreasi Indonesia/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA--Pemerintah Indonesia menyatakan keoptimisannya terhadap hasil evaluasi Amerika Serikat terkait pemberian keringanan bea masuk ekspor sejumlah produk (generalized system of preferences/GSP).

"Produk-produk yang kita impor dari AS [Amerika Serikat] pada dasarnya kita perlu konsumsi begitu juga di AS karena komplementer," kata Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita di Istana Negara, Minggu (5/8).

Pada intinya, dia menekankan bahwa fasilitas GSP tidak hanya menguntungkan Indonesia tetapi juga AS. Dalam hal ini, Enggar meyakini produk-produk Indonesia bisa mengisi kekosongan produk-produk China di AS.

"Jadi meminta fasilitas GSP tidak dicabut itu adalah hal kedua, setelah kita menyampaikan dulu mengenai komitmen kita [meningkatkan nilai dagang]. Kita ingatkan bahwa GSP bukan hanya dinikmati oleh Indonesia tetapi oleh kedua belah pihak," ujarnya.

Menurutnya, Indonesia tidak pada posisi untuk meminta-meminta agar fasilitas GSP tidak dicabut. Komitmen itu sudah terangkum dalam kesepakatan kedua belah untuk memacu nilai perdagangan ke angka US$50 miliar dollar dari sebelumnya US$28 miliar.

"Jadi kita sekali lagi kita tidak mau meminta tetapi kita tunjukkan pada mereka karena mereka juga concern dengan trade defisit. Defisit mereka lebih dari 700 miliar us dollar. Kita tunjukkan bahwa saya datang ke sini bukan hanya untuk itu," tuturnya.

Hingga saat ini, Indonesia masih memeroleh manfaat GSP AS dalam kategori A yang memberikan pemotongan tarif bea masuk di AS untuk 3.500 produk, termasuk sebagian produk agrikultur, produk tekstil, garmen dan perkayuan. 

Tidak semua produk ekspor Indonesia memperoleh manfaat GSP AS. Pada 2016, Indonesia memperoleh manfaat GSP sebanyak US$1,8 miliar dari total ekspor Indonesia ke AS pada 2016 senilai US$20 miliar.   

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper