Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Intan Baruprana Kembali Genjot Bisnis

PT Intan Baruprana Finance Tbk (IBFN) bakal kembali menggenjot bisnis pembiayaan alat berat seiring disetujuinya penambahan modal terbatas dengan memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMTHMETD) senilai Rp105 miliar.
PT Intan Baruprana Finance Tbk/Istimewa
PT Intan Baruprana Finance Tbk/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA – PT Intan Baruprana Finance Tbk (IBFN) bakal kembali menggenjot bisnis pembiayaan alat berat seiring disetujuinya penambahan modal terbatas dengan memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMTHMETD) senilai Rp105 miliar.

Hal tersebut sesuai dengan rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) yang diselenggarakan pada 15 Agustus 2018 di Jakarta.

Direktur IBFN Alexander Reyza mengatakan upaya memperkuat permodalan ini sejalan dengan rencana bisnis IBFN untuk mengikuti momentum tingginya permintaan pembiayaan alat berat baik, termasuk dari grup usaha PT Intraco Penta, Tbk. (INTA).

Perusahaan  yang memegang merek dagang Volvo CE, SDLG, Dressta, Bobcat, Sinotruk, Doosan hingga Mahindra dan Sany Palfingger maupun dari luar INTA grup.

IBFN baru saja berhasil melalui masa sulit dengan adanya tuntutan pailit penundaan kewajiban pembayaran utang (PKPU) ke Pengadilan
Niaga. IBFN berhasil meraih kesepakatan atas proposal perdamaian (homologasi) dari mayoritas kreditur pada 10 April 2018.

“Keseluruhan dana hasil PMHMETD I ini, setelah dikurangi dengan biaya emisi, sebagian akan digunakan oleh perseroan untuk modal kerja perseroan dalam rangka pengembangan usaha dimasa yang akan datang,” katanya seperti dikutip dari siaran pers yang diterima Bisnis.com, Jumat (17/8/2018).

IBFN juga berencana akan menerbitkan Waran Seri I. Perkiraan dana yang bisa diperoleh proses right issue ini mencapai Rp105 miliar yang akan digunakan untuk melanjutkan kegiatan pembiayaan.

Perubahan Direksi

Reyza juga mengungkapkan bahwa pada RUPSLB kali ini pemegang saham menyetujui perubahan pada susunan direksi dan dewan komisaris. Hasilnya, Erry Sulistio dipilih sebagai komisaris dan Carolina Dina Rusdiana sebagai direktur utama, diiringi dengan berakhirnya masa tugas Noel Krisnandar Yahya sebagai Direktur Perseroan.

Reyza berharap ke depan dengan adanya tambahan modal dan dukungan dari tim manajemen baru, IBFN akan mampu menyalurkan pembiayaan kembali dan meningkatkan kinerja setelah mengalami kerugian dalam beberapa tahun terakhir.

“Tahun ini merupakan saat yang tepat untuk berbisnis kembali karena tingginya permintaan pembiayaan alat berat yang berasal dari industri tambang, infrastruktur maupun industri lainnya. Selain kembali menyalurkan pembiayaan, kami juga bisa meraih kepercayaan dari para pemangku kepentingan.”

Berdasarkan laporan keuangan pada Juni 2018, IBFN mencatatkan pendapatan minus Rp41,11 miliar, anjlok 179,11% dibandingkan Juni 2017. Perusahaan tercatat merugi Rp72,50 miliar pada semester I/2018. Sementara kerugian pada Juni 2017 mencapai Rp29,17 miliar.

 IBFN merupakan perusahaan pembiayaan capital goods terutama alat berat dan konstruksi yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh INTA.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Nindya Aldila
Editor : Nancy Junita

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper