Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Suku Bunga BI Bisa Tembus 6,5% Tahun Depan

Bank Indonesia diperkirakan akan menaikkan suku bunga hingga 6,5% pada tahun depan seiring peningkatan risiko dari dalam negeri.
suku bunga
suku bunga

Bisnis.com, JAKARTA--Bank Indonesia diperkirakan akan menaikkan suku bunga hingga 6,5% pada tahun depan seiring peningkatan risiko dari dalam negeri. 

Kepala Ekonom PT Bank Mandiri Tbk. Anton Gunawan menuturkan salah satu risikonya adalah ekspektasi inflasi yang diperkirakan meningkat pada tahun depan. Dia memperkirakan inflasi akan mencapai 4,5% pada 2019. 

"Kenaikan ekspektasi inflasi menjadi salah satu alasan mengapa BI harus menaikkan suku bunganya pada tahun depan," ujar Anton, Kamis (30/8) 

Ekspektasi inflasi ke depan yang meningkat 4,5% dipicu oleh penyesuaian harga BBM setelah Pemilu atau Lebaran tahun depan. Namun, Anton menilai tidak semua harga BBM yang akan meningkat, hanya sebagian. 

Langkah ini harus dilakukan pemerintah karena harga minyak global telah meningkat dengan cepat sejak tahun lalu. Selain itu, dia melihat indeks harga produsen (IHP/PPI) belum mengalami peningkatan hingga saat ini sebagai imbas dari kenaikan harga bahan baku dari depresiasi rupiah dan kenaikan harga BBM nonsubsidi. 

Selama ini, produsen masih menanggung kenaikan harga produksinya dengan menekan biaya produksi dan mengurangi margin pendapatan. Kemungkinan besar, produsen akan melakukan penyesuaian harga ke depannya. 

Faktor lain, Anton melihat interest rate diffential antara Indonesia sangat sempit selisihnya. Jika tahun depan Fed Fund Rate (FFR) naik menjadi 3,25% dan BI 7 Day Reverse Repo Rate naik menjadi 6,5%, maka interest rate differential menjadi sebesar 300 basis poin (bps). 

"Ini yang lebih menjadi binding concern," ujarnya. 

Jika dilihat dari sisi rate differential di surat utang 10 tahun, kenyataannya akan lebih berat. Anton mengungkapkan selisihnya harus mencapai 500 basis poin atau sekitar 5%. Dengan demikian, Indonesia harus menaikkan imbal hasil SBN tenor 10 tahun ke kisaran 8% lebih.

Lebih lanjut, Anton memproyeksikan tekanan rupiah masih akan membayangi. Secara rata-rata, rupiah hingga akhir 2018 akan berada di kisaran Rp14.650 per dolar AS.

"Tahun depan diperkirakan Rp14.600 per dolar AS. Kelihatannya menguat, tapi sebenarnya tidak karena ini rata-ratanya dan ini melemah," ujarnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper