Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

AS Rumuskan UU BUILD, Celah Pasar Terbuka Untuk Indo-Pasifik

Di dalam upayanya mempertahankan keterbukaan perekonomian kawasan Indo-Pasifik, Amerika Serikat membentuk UU BUILD (Better Utilization of Investments Leading to Development) yang sekarang masih dinilai dan dipertimbangkan oleh Kongres AS
Uang dolar AS./Antara
Uang dolar AS./Antara

Bisnis.com, JAKARTA — Di dalam upayanya mempertahankan keterbukaan perekonomian di kawasan Indo-Pasifik, Amerika Serikat membentuk UU BUILD (Better Utilization of Investments Leading to Development) yang sekarang masih dinilai dan dipertimbangkan oleh Kongres AS.

Asisten Menteri Luar Negeri AS untuk Hubungan Ekonomi dan Bisnis, Manisha Singh menyampaikan bahwa UU tersebut merupakan kunci untuk mengubah aturan pengembangan keuangan AS.

“UU BUILD akan menggandakan sumber pengembangan keuangan [AS] menjadi US$60 miliar,” katanya melalui teleconference, Jumat (31/8/2018).

 Singh menjelaskan UU tersebut merupakan upaya Pemerintah AS untuk menyukseskan inisiasi yang akan dilakukan oleh Negeri Paman Sam di kawasan Indo-Pasifik. 

Menlu AS Mike Pompeo sebelumnya mengungkapkan bahwa AS akan menggelontorkan dana sekitar US$113 juta untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan ekonomi Indo-Pasifik, khususnya di bidang ekonomi digital, infrastruktur, dan ekonomi.

“[Pendanaan tersebut] dimaksudkan sebagai katalis untuk mendukung investasi sektor swasta. Kami ingin menyediakan pembangunan-kapasitas, asisten teknikal, dan bantuan praktisi terbaik,” kata Singh.

Dia menambahkan, sebagai katalis, Pemerintah AS ingin supaya sektor swasta Negeri Paman Sam dapat bekerja sama dengan baik bersama perusahaan swasta di kawasan Indo-Pasifik.  

Singh  yang memimpin tim sebanyak 200 orang pegawai di Washington untuk mengelola proyek investasi di kawasan Indo-Pasifik tersebut pun mengingatkan bahwa AS berkomitmen untuk bekerja dengan mitra di kawasan Indo-Pasifik, agar bersama-sama mempererat hubungan ekonomi dan komersil yang mengarah kepada transparansi berstandar tinggi, kompetisi terbuka, dan keberlanjutan keuangan.

Adapun kawasan Indo-Pasifik telah menjadi motor perekonomian dunia dengan kontribusi populasi dan PDB-nya. Selama tujuh dekade terakhir pula, imbuh Singh, AS berkontribusi di dalam mempromosikan kawasan bebas dan terbuka untuk Indo-Pasifik.

“Sektor publik dan swasta AS telah berkontribusi di dalam mentransformasikan kawasan Indo-Pasifik menjadi pusat perekonomian seperti sekarang ini,” ujar Singh

Saat ini pun hubungan dagang bilateral antara AS dan kawasan Indo-Pasifik telah mencapai US$1,5 triliun per tahun. Sementara itu, investasi asing langsung (FD) dari perusahaan swasta AS pun mencapai US$940 miliar pada 2017, atau naik dua kali lipat sejak 2007. “Pendanaan tersebut saya harapkan dapat terus tertarik untuk kawasan [Indo=Pasifik],” tutur Singh.

Adapun pada pekan lalu, Singh telah mengunjungi Jepang, Filipina, dan Singapura untuk bertemu dengan pemerintah dan pemimpin pebisnis setempat. Di dalam pertemuan itu, dia membicarakan cara kerjasama AS dengan kawasan Indo-Pasifik di dalam mempertahankan keterbukaan kawasan tersebut.

Selanjutnya, Singh mengarah ke India untuk mmendiskusikan kombinasi kekuatan infrastruktur dan investasi untuk mengembangkan potensi ekonomi kawasan Indo-Pasifik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dwi Nicken Tari
Editor : Fajar Sidik
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper