Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Prabowo-Sandiaga Bahas Pelemahan Nilai Tukar Rupiah, Ini Hasilnya

Bakal calon wakil presiden Sandiaga Uno mengatakan dirinya telah mendiskusikan bersama bakal calon presiden Prabowo Subianto terkait pelemahan rupiah terhadap dolar AS, dan sepakat tidak saling menyalahkan terkait kondisi tersebut.
Petugas jasa penukaran valuta asing memeriksa lembaran mata uang rupiah dan dollar AS di Jakarta, Senin (2/7/2018)./ANTARA-Puspa Perwitasari
Petugas jasa penukaran valuta asing memeriksa lembaran mata uang rupiah dan dollar AS di Jakarta, Senin (2/7/2018)./ANTARA-Puspa Perwitasari

Bisnis.com, JAKARTA - Bakal calon wakil presiden Sandiaga Uno mengatakan dirinya telah mendiskusikan bersama bakal calon presiden Prabowo Subianto terkait pelemahan rupiah terhadap dolar AS, dan sepakat tidak saling menyalahkan terkait kondisi tersebut.

"Kami tadi membahas soal pelemahan rupiah, keadaan ekonomi kita dalam tahap mengkhawatirkan. Harapan Prabowo tidak saling menyalahkan karena kondisi ini sudah diprediksi sejak empat tahun lalu oleh beliau," kata Sandiaga usai menemui Prabowo di Jalan Kertanegara, Jakarta, Selasa (4/9/2018) malam.

Dia mengatakan partai politik mitra koalisi akan menentukan sikap terkait kondisi ekonomi tersebut pada Kamis (6/9/2018) menentukan posisi koalisi terkait kondisi ekonomi.

Sandiaga menilai pelemahan rupiah tersebut salah satunya disebabkan tidak terjadi reformasi struktural yang tepat di bidang ekonomi, misalnya, hasil ekspor tidak dikonversi ke rupiah, terjadi kebocoran penerimaan negara.

"Jadi ini yang menjadi catatan, tadi beliau sampaikan sangat serius dan kita harus memikirkan, dalam satu hingga dua hari akan pergi ke Lombok Rabu (5/9/2018), setelah itu ke Jawa Timur. Setelah kembali diinginkan ada pertemuan di tingkat 'high level' antara mitra koalisi untuk menyikapi keadaan ekonomi sekarang," ujarnya.

Sandiaga menilai ekonomi Indonesia mengalami tekanan dengan kondisi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS tembus angka Rp15.000, sehingga yang perlu ditingkatkan adalah kewaspadaan dan memastikan bahwa lapangan kerja menjadi pusat perhatian dari pemerintah untuk dikomunikasikan dengan dunia usaha.

Gelombang PHK

Dia tidak menginginkan ada gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK), karena ini pasti biaya produksi meningkat, biaya bahan baku meningkat nanti akan ada rasionalisasi pekerja, dan dirinya tidak ingin itu terjadi.

"Lalu untuk antisipasi 'importir influention' itu pemerintah harus pastikan dan ini sudah sampaikan berulang kali oleh kami di awal bahwa reformasi struktural dari ekonomi kita belum terjadi, ini yang harus disampaikan," katanya.

Sandiaga menilai tidak semua negara berkembang mengalami pelemahan mata uang dalam negeri, karena hanya negara berkembang yang rentan ekonominya yang berpengaruh nilai tukar mata uangnya.

Sandiaga menilai ada faktor internal yang mempengaruhi pelemahan rupiah terhadap dolar AS, dan dia pernah berdiskusi singkat dengan Agus Martowardojo beberapa waktu lalu.

"Waktu itu pembahasan singkat saya dengan Agus Martowardojo adalah karena reformasi struktural yang kita gadang-gadang itu belum terjadi empat tahun terakhir ini. Dan sekali lagi saya tidak mau menyalahkan, ini memang kesalahan kolektif," ujar Sandiaga.

Dia menegaskan. dirinya dan Prabowo kedepannya sepakat untuk memastikan tidak ada kebocoran pendapatan dan akan memastikan ekonomi Indonesia efisien dan mampu menciptakan lapangan kerja, sehingga industri dalam negeri tumbuh dan berkembang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Nancy Junita
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper