Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BNI Berharap Setoran Dividen Turun

Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. berharap setoran dividen atau dividend payout ratio untuk tahun anggaran 2019 lebih rendah dibandingkan dengan realisasi pada tahun ini.
Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Achmad Baiquni (kiri) memberikan keterangan saat paparan kinerja semester I/2018, di Jakarta, Rabu (18/7/2018)./JIBI-Abdullah Azzam
Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Achmad Baiquni (kiri) memberikan keterangan saat paparan kinerja semester I/2018, di Jakarta, Rabu (18/7/2018)./JIBI-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA — PT  Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. berharap setoran dividen atau dividend payout ratio untuk tahun anggaran 2019 lebih rendah dibandingkan dengan realisasi pada tahun ini.

Pada 2018, BNI membayarkan total dividen senilai Rp4,77 triliun, atau 35% dari total laba yang diperoleh pada 2017 senilai Rp13,62 triliun. Dari total pembayaran tersebut, pemerintah sebagai pemegang saham mayoritas menerima dividen senilai Rp2,86 triliun.

Achmad Baiquni mengharapkan pada tahun depan besaran dividend pay-out ratio (DPOR) dapat diturunkan untuk menjaga tingkat kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) bank serta memperhatikan kebutuhan peningkatan permodalan.

“Kalau tahun lalu kan 35%, kalau tahun ini kalau kami minta kalau bisa di bawah itu, karena kami perlu tambahan modal untuk CAR. Propose-nya, ini kan belum diputus antara 25%—35%,” kata Baiquni, Kamis (6/9/2018).

Mengutip data Kementrian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), total kontribusi pembayaran dividen dari BUMN Lingkup Usaha Bidang Usaha Jasa Keuangan, Jasa Survey dan Konsultan tahun anggaran 2019 diproyeksikan dapat mencapai Rp30,23 triliun, atau mencapai 67,57% dari total dividen kementrian BUMN senilai Rp44,74 triliun.

BUMN perbankan dan industri lainnya yang merupakan perusahaan terbuka diproyeksikan akan menyumbang total dividen sebesar Rp26,94 triliun, tumbuh 8,12% dari tahun anggaran sebelumnya yang mencapai Rp24,92 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper