Bisnis.com, JAKARTA — Asosiasi Bank Syariah Indonesia (Asbisindo) meyakini dapat meningkatkan pangsa pasar atau market share perbankan syariah melalui sinergi di antara pelaku industri.
Sekretaris Jenderal Asbisindo Achmad K. Permana mengatakan industri perbankan syariah terus mengalami pertumbuhan meskipun dengan tantangan kondisi ekonomi saat ini yang lebih besar.
Menurutnya perubahan market industri syariah saat ini yang semakin meningkat harus direspons oleh pelaku industri dengan membentuk satu asosiasi karena tantangan perbankan syariah tidak dapat dijawab oleh satu bank saja.
"Tujuan dari musyawarah nasional Asbisindo kali ini adalah ke depannya kami akan terus membangun industri syariah melalui peningkatan kerja sama dengan regulator," katanya, Kamis (6/9/2018).
Ketua Umum Asbisindo terpilih periode 2018—2021 Toni EB Subari menambahkan, perbankan syariah memiliki potensi untuk tumbuh lebih pesat dengan melihat peningkatan pada tren ekonomi syariah di kalangan masyarakat. Potensi perluasan market share perbankan syariah masih sangat besar apalagi saat ini yang tergarap baru sebesar 5,7%.
"Bicara outlook, yang jelas kami optimis industri perbankan syariah bisa tumbuh lebih baik lagi apalagi kami didukung oleh Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS) dan Masyarakat Ekonomi Syariah (MES)," ujarnya.
Baca Juga
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat pembiayaan perbankan syariah sampai dengan Juli 2018 tumbuh sebesar 5,53% secara year on year. Sementara itu, rasio pembiayaan bermasalah (non performing finance NPF) tercatat sebesar 3,18% pada Juli 2018 atau sedikit mengalami kenaikan dari posisi Juni 2018 sebesar 3,15%. Asbisindo merupakan perkumpulan bank syariah di Indonesia dengan anggota 13 Bank Umum Syariah (BUS), 22 Unit Usaha Syariah (UUS) dan 167 BPRS Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel