Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Proyeksi Ekonomi Dipangkas, ECB Yakin Zona Euro Masih Kuat

Gubernur Bank Sentral Eropa (ECB) Mario Draghi menyampaikan bahwa ekonomi Zona Euro masih solid untuk menghadapi risiko global kendati ECB menurunkan perkiraan pertumbuhan ekonominya.
Mario Draghi/Reuters-Francois Lenoir
Mario Draghi/Reuters-Francois Lenoir

Bisnis.com, JAKARTA—Gubernur Bank Sentral Eropa (ECB) Mario Draghi menyampaikan bahwa ekonomi Zona Euro masih solid untuk menghadapi risiko global kendati ECB menurunkan perkiraan pertumbuhan ekonominya.

“Kami memantau kekuatan perekonomian yang membuat kami memandang risiko penurunan (downside) akan berkurang karena membaiknya pasar pekerja, dan naiknya upah,” kata Draghi dalam konferensi pers ECB di Frankurt, Jerman, seperti dikutip Bloomberg, Jumat (14/9/2018).

Adapun menurut Draghi, ECB tetap melihat ancaman utama yang menyebabkan ketidakpastian di dalam output global saat ini berasal dari munculnya proteksionisme.

Adapun beberapa potensi ancaman dari luar untuk Zona Euro saat ini datang dari Turki—dengan Bank Sentral Turki menaikkan suku bunganya sebesar 625 bps menjadi 24% pada Kamis (13/9/2018), ketidakpastian keluarnya Inggris dari Uni Eropa (Brexit), dikombinasikan dengan gejolak pasar keuangan dan ancaman tarif dari Amerika Serikat.

Adapun ECB memperkirakan pertumbuhan ekonomi Zona Euro akan mencapai 2%  dan 1,8% pada tahun ini dan tahun depan, atau turun dari perkiraan sebelumnya sebesar 2,1% dan 1,9%. Sementara itu, perkiraan tingkat inflasi tetap tidak berubah di level 1,7% pada tahun ini dan tahun depan.

ECB juga mengonfirmasi bahwa bank sentral akan memperlambat pembelian obligasi mulai bulan depan dan bersiap untuk menghentikan pembelian obligasi pada akhir tahun ini.

Pembuat kebijakan juga mengulang kembali pernyataan bahwa suku bunga akan dipertahankan di level rendah, sebesar 0%, setidaknya hingga musim panas tahun depan.

Draghi menambahkan, pengukuran secara keseluruhan—termasuk reinvestasi utang jatuh tempo—masih akan dilakukan untuk memberikan dukungan ke dalam perekonomian.

“Pandangan bulat dari Dewan Gubernur adalah bahwa kebijakan moneter saat ini masih kuat. Stimulus kebijakan moneter yang signifikan masih dibutuhkan untuk mendorong tekanan harga domestik dan inflasi dalam jangka menengah,” kata Draghi.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dwi Nicken Tari
Editor : Fajar Sidik
Sumber : Bloomberg

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper